Gelombang Kedua Virus Corona di China, Kasus Impor COVID-19 Melonjak

China sedang menghadapi gelombang kedua kasus Virus Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2020, 18:06 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 13:09 WIB
Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta China sedang menghadapi gelombang kedua kasus Virus Corona COVID-19. Ditandai dengan melonjaknya kasus impor baru COVID-19 yang dilaporkan tertinggi dalam hampir enam pekan terakhir.

108 kasus baru tercatat pada Minggu 12 April, naik dari 99 dibanding sebelumnya, sekaligus menandai jumlah kasus tertinggi sejak 143 kasus dilaporkan pada 5 Maret.

Jumlah keseluruhan kasus Virus Corona COVID-19 di China daratan kini mencapai 82.160, sementara kematian bertambah dua menjadi 3.341.

Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (13/4/2020) mengatakan, 98 kasus impor Virus Corona melibatkan pendatang dari luar negeri yang tiba di China, rekor baru sekaligus naik dari 97 kasus pada hari sebelumnya. Jumlah kasus tanpa gejala turun menjadi 61 dari 63.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kekhawatiran China

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Meski jumlah infeksi harian berkurang drastis dari tingginya epidemi pada Februari, China melihat jumlah korban harian merayap naik setelah mencapai puncaknya pada 12 Maret begitu virus menyebar secara global. Beijing khawatir bahwa orang terinfeksi yang datang ke negara tersebut mampu menciptakan gelombang kedua COVID-19 dan mendorong China kembali ke kondisi yang hampir lumpuh.

Provinsi Heilongjiang, yang berbatasan dengan Rusia, melaporkan 56 kasus baru, dengan 49 di antaranya berasal dari Rusia, seperti dilansir Antara.

Kota-kota yang berada dekat perbatasan Rusia pada Minggu mengatakan akan memperketat kontrol perbatasan dan langkah karantina bagi setiap pendatang.

Kota perbatasan Suifenhe dan Harbin, ibu kota Heilongjiang, menyebutkan pihaknya akan mewajibkan semua kedatangan dari luar negeri menjalani 28 hari karantina, serta tes asam nukleat dan antibodi.

Harbin juga akan mengkarantina unit tempat tinggal, di mana kasus COVID-19 terkonfirmasi dan tanpa gejala ditemukan selama 14 hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya