Kasus Corona COVID-19 Tembus 74 Ribu, Turki Didesak Lockdown Total

Tekanan kepada pemerintah Turki makin kuat untuk melakukan lockdown total akibat kasus infeksi Virus Corona COVID-19 kian meningkat dan menembus 74 ribu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Apr 2020, 19:20 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 19:20 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Liputan6.com, Ankara - Permintaan lockdown di Turki semakin kuat mengingat kasus di negara itu sudah tembus 74 ribu. Sebanyak 11 wali kota ingin ada lockdown total untuk meredam penyebaran Virus Corona (COVID-19) di perkotaan.

Dilaporkan Al-Monitor, Jumat (17/4/2020), permintaan dari wali kota itu adalah curfew (jam malam) jangka panjang atau total lockdown. Langkah itu dipandang perlu agar kematian di perkotaan tindak tumbuh secara eksponensial.

"Kami sekali lagi meminta perhatian akan kebutuhan penerapan ini sebelum kehilangan lebih banyak waktu," ujar 11 wali kota Turki dalam deklarasi bersama.

Wali kota Ankara Mansur Yavas danwali kota Istanbul Ekrem Ä°mamoÄŸlu turut mendukung deklrasi tersebut. Wali kota Izmir, Adana, EskiÅŸehir, Aydin, MuÄŸla, Mersin, TekirdaÄŸ, dan Hatay juga mendukung.

Pilihan pemerintah Turki untuk meredam Virus Corona adalah curfew selama 48 jam pada akhir pekan ini. Aturan terutama berlaku bagi warga lansia dan mereka berusia 20 tahun ke bawah.

Toko-toko, kafe, restoran juga sudah lebih dulu diperintahkan tutup, sementara penerbangan internasional dan domestik dibatasi. Namun, pakar kesehatan menyayangkan pemerintah Turki yang ogah lockdown karena alasan ekonomi.

"Demi alasan-alasan ekonomi, pemerintah tidak ingin menutup pabrik-pabrik dan pusat manfaktur," ujar Dr. Ozlem Azap, peneliti penyakit menular Universitas Baskent di Ankara. "Dua hari curfew tidak cukup menyetop penyebaran."

Pekan lalu, Turki juga sudah melakukan curfew mendadak dan hasilnya berantakan. Orang-orang menyebu supermarket untuk memborong. Dr. Ozlem Azap khawatir peristiwa itu akan membuat pasien Virus Corona baru melonjak.

Pakar lain menyebut jika Turki tidak segera lockdown, maka jumlah kasus Virus Corona baru akan meningkat dan menganggu kapasitas kesehatan di Istanbul.

"Jika kita tidak lockdown Istanbul saat ini, angka kasus akan terus bertambah secara eksponensial dalam empat minggu ke depan," ujar Dr. Emrah Altindis, asisten profesor biologi di Boston College.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Turki Telah Lakukan Tes Virus Corona Massal

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Otoritas kesehatan Turki berhasil melaksanakan tes skala besar di negaranya. Per 16 April kemarin, totalnya 518.143 tes sudah dijalankan.

Berdasarkan informasi dari Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, ada 74.193 pasien yang dicatat positif dan 1.643 meninggal. Pasien sembuh relatif tinggi, yaitu 7.089 orang.

Secara presentase, tingkat kematian di Turki juga rendah, hanya 2,2 persen.

Menkes Koca selalu aktif membagikan update mengenai Virus Corona baru di negaranya. Informasi dibagikan via Twitter Menkes Koca yang punya 4,8 juta pengikut.

Jumlah tes Virus Corona di Turki akan terus bertambah. Kemarin saja Turki mampu menjalani 40 ribu tes sehari.

"Pasien yang berada dalam perawatan intensif berada dalam kendali. Angka pasien yang baru sembuh di atas 1.000 orang. Kita memiliki dua kekuatan: pencegahan, pengobatan. Mari gunakan kekuatan kita," ujar Menkes Koca via Twitter.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya