Kasus Virus Corona COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 3 Juta

Total kasus Virus Corona baru (COVID-19) di dunia sudah melewati angka 3 juta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Mei 2020, 10:02 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 06:05 WIB
Kasus Virus Corona di Korsel Melonjak Jadi 204 Orang
Warga yang dicurigai terinfeksi virus corona atau COVID-19 menunggu untuk mendapat pemeriksaa di pusat medis di Daegu, Korea Selatan, Kamis (20/2/2020). Wali Kota Daegu meminta warganya untuk tidak bepergian. (Lee Moo-ryul/Newsis via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Total kasus Virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia sudah melewati angka tiga juga kasus, atau tepatnya 3.034.081 kasus. Kasus tertinggi berada di Amerika Serikat dengan 985 ribu kasus. 

Berdasarkan peta Johns Hopkins University, Selasa (28/4/2020), ada total 210 ribu orang yang kehilangan nyawa akibat virus ini. COVID-19 memang berbahaya bagi pasien usia lanjut atau yang punya penyakit lain, seperti masalah jantung, diabetes, asma, dan hipertensi.

Sekadar pengingat, Virus Corona jenis baru pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. Saat itu pemerintah sempat membungkam dokter yang mendeteksi virus itu dengan alasan tak ingin ada kegaduhan.

Kini, Virus SARS-CoV-2 itu menyebar ke berbagai negara dan China bukan lagi di posisi lima besar dengan kasus terbanyak. Berikut 10 negara dengan kasus terbanyak:

1. Amerika Serikat: 985 ribu kasus

2. Spanyol: 229 ribu kasus

3. Italia: 199 ribu kasus

4. Prancis: 165 ribu kasus

5. Jerman: 158,9 ribu kasus

6. Inggris: 158,3 ribu kasus

7. Turki: 112 ribu kasus

8. Iran: 91 ribu kasus

9. Rusia: 87 ribu kasus

10. China: 83 ribu kasus

Tingginya kasus di AS tak terlepas dari jumlah tes yang negara itu lakukan, yakni 5,5 juta tes. Jumlah tes di AS tercatat paling banyak di dunia. Kasus di AS kebanyakan terpusat di New York dan kasus kematiannya dilaporkan menurun.

Kasus di Arab Saudi juga hingga hari ini sudah mencapai 18.811. Tepat setelah Arab Saudi, ada Israel dengan total 15.555 kasus.

Meski wilayahnya jauh dari China, kasus-kasus di negara Timur Tengah sudah banyak yang tembus 10 ribu. Di Qatar ada 11.244 kasus, sementara di Uni Emirat Arab ada 10.839 kasus.

Di Indonesia secara resmi tercatat ada 9.096 kasus. Namun, total kasus PDP di Indonesia mencapai 19 ribu dan ODP tembus 210 ribu orang.

Kasus Virus Corona COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara berada di Singapura dengan 14.423 kasus setelah sepekan terakhir ditemukan klaster-klaster baru di asrama pekerja asing.

Sebagai catatan, persentase kematian di Singapura hanya 0,09 persen. Angka itu jauh lebih rendah dari Indonesia yang punya persentase kematian hingga 8,4 persen yang di atas persentase global.

Total kematian akibat Virus Corona jenis baru di dunia adalah 211 ribu orang. Persentase kematian pasien positif Virus SARS-CoV-2 di dunia mencapai 6,9 persen.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kasus Corona di Daerah-daerah Indonesia Meningkat

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa terjadi kenaikan jumlah kasus positif Virus Corona di sejumlah daerah. Meski begitu, dia tak menyebut daerah mana saja yang mengalami kenaikan kasus positif.

"Adanya sejumlah daerah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan jumlah kasus positif," ujar Doni dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi secara virtual, Senin kemarin.

Untuk itu, Doni meminta kepala daerah melakukan pendataan secara maksimal kepada para pendatang yang masuk ke wilayahnya. Pasalnya, para pendatang yang mudik atau pulang kampung dinilai berpotensi menyebarkan virus corona di daerahnya.

"(Pendatang) wajib isolasi selama 14 hari mengikuti protokol kesehatan bagi siapa saja yang baru tiba di suatu daerah hendaknya menjadi program prioritas yang ada di tingkat desa maupun RT/RW," jelas dia.

Sementara itu, Doni menyebut kasus positif Virus Corona di DKI Jakarta mengalami perlambatan yang pesat dari waktu ke waktu. Menurut dia, perlambatan kasus corona di DKI dikarenakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang dimulai sejak 10 April.

"Kami jelaskan, khusus DKI Jakarta perkembangan terakhir kasus positif telah alami perlambatan yang pesat. Dan saat ini telah mengalami flat dan kita doakan semoga tidak terlalu banyak kasus positif yang terjadi," kata Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya