Bantu RI Lawan Corona COVID-19, Uni Emirat Arab Kirim 20 Ton Alat Medis

UEA membantu RI lawan Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Apr 2020, 14:42 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 07:30 WIB
Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi
Presiden Joko Widodo menyambut Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor, Kamis (24/7/2019). Keduanya menggelar pertemuan bilateral guna membahas sejumlah kerja sama. (Liputan.com/HO/Setkab Agung)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang menghadapi Virus Corona (COVID-19) turut memberikan bantuan kepada negara sahabat. Salah satu negara yang diberi bantuan oleh negara itu. 

Pada Senin 27 April 2020 kemarin, UAE memberangkatkan pesawat yang mengangkut 20 ton bantuan perlengkapan medis untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Indonesia. Perlengkapan ini diharapkan dapat membantu sekitar 20 ribu tenaga medis dalam menangani virus tersebut.

“Pengiriman bantuan ke Indonesia ini dimaksudkan sebagai upaya UEA untuk mendukung semua negara dalam menghadapi pandemi COVID-19,” ungkap Duta Besar UEA untuk Indonesia, H.E. Mr. Abdulla Salem Al-Dhaher.

Dubes mengakui kondisi di UAE memang sedang sulit akibat Virus Corona yang notabene menjangkit total 10.839 orang di negara itu. Namun, UAE berkomitmen membantu negara-negara sahabat.

“Meskipun semua negara sedang menghadapi kondisi sulit, kami tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada sesama. UEA dan Indonesia memiliki hubungan yang erat. Kami berharap bahwa kita dapat bersama mencegah penyebaran virus tersebut," ujar Dubes UAE.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melalui akun resmi twitternya menyampaikan penghargaan atas kerjasama yang dilakukan oleh UEA dalam menangani pandemi Virus Corona. Ucapan apresiasi itu disampaikan kepada Menlu UAE Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan. 

"Apresiasi terhadap kerjasama yang diberikan UEA ke Indonesia dalam memitigasi pandemi ini. Ramadhan Kareem Sheikh Abdullah," tulis Menlu Retno.

Sampai saat ini, UEA telah mengirimkan lebih dari 314 ton bantuan ke 27 negara dan ikut mendukung lebih dari 314 ribu tenaga medis di berbagai negara

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Ini Sebut Pandemi Corona di Indonesia Berakhir Akhir Juni 2020

Achmad Yurianto
Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (18/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Singapore University of Technology and Design (SUTD) merilis prediksi data kapan Virus Corona COVID-19 akan berakhir. Khusus Indonesia, epidemi ini diperkirakan selesai 99 persen pada akhir Juni mendatang.

Prediksi SUTD di rilis melalui situs SUTD Data-Driven Innovation dan menunjukan grafik-grafik dari tiap negara dan prediksi berakhirnya pandemi Corona di negara tersebut. Data yang dipakai berasal dari Our World in Data milik peneliti Universitas Oxford. 

Grafik Indonesia menunjukan pandemi Virus Corona jenis baru akan selesai 97 persen pada 6 Juni 2020, lalu berakhir 99 persen pada 23 Juni 2020. Jika dibandingkan, berakhirnya pandemi Virus Corona COVID-19 di Indonesia relatif telat ketimbang negara-negara lain.

Di Australia, pandemi diprediksi selesai 100 persen pada 22 Mei. Begitu pula di Jepang, Jerman, Inggris, Arab Saudi, Turki, dan Kanada, turut berakhir pada pertengahan hingga akhir Mei.

Pada negara-negara ASEAN lain, Malaysia diprediksi melewati pandemi Virus Corona COVID-19 lebih awal hingga pertengahan Mei. Di Filipina 97 persen kasus juga diprediksi berakhir pada awal Mei.

Secara keseluruhan, pandemi Virus Corona jenis baru itu diperkirakan berakhir pada 8 Desember 2020.

Namun, SUTD menulis disclaimer bahwa penelitian mereka bisa saja mengandung eror dan data-data terkait Virus Corona masih berkembang. Pembaca pun diharapkan jangan terlalu optimistis.

"Pembaca harus melihat prediksinya dengan hati-hati. Optimisme berlebihan berdasarkan prediksi tanggal berakhir adalah hal yang berbahaya karena bisa saja melonggarkan disiplin dan kenali kita dan menyebabkan lonjakan virus dan infeksi, dan harus dihindari," tulis SUTD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya