Sukses Seperti Vietnam, Selandia Baru Longgarkan Lockdown Corona COVID-19

Muncul lagi negara yang sukses lockdown demi memerangi Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Apr 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 07:45 WIB
Jacinda Ardern
Jacinda Ardern (AP Photo/Nick Perry)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru mulai secara bertahap melonggarkan lockdown yang telah berjalan sejak awal Maret lalu. Penyebaran Virus Corona (COVID-19) berhasil ditekan dan korban jiwa hanya 1 persen. 

Lockdown di Selandia Baru dilonggarkan pada Senin tengah malam kemarin. Bisnis-bisnis pun mulai beroperasi dan konsumen merayakannya dengan menyerbu restoran favorit mereka, meski masih drive-thru. 

Dilaporkan NZ Herald, Selasa (28/4/2020), total lockdown di Selandia Baru hampir selama 5 minggu. Tingkat alert kini turun dari Level 4 menjadi Level 3.

Pada level 3 ini, restoran sudah mulai buka, tetapi tempat seperti bioskop, perpustakaan, dan museum harus tetap tutup.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berkata pemerintahannya sejauh ini dapat mengatasi Virus Corona. Ia mengapresiasi kepatuhan masyarakat mengikuti panduan pemerintah. 

"Kepatuhan Selandia Baru telah luar biasa, juga ketika dibandingkan dengan negara-negara lain," ujar PM Ardern.

PM Ardern juga berkata meski level lockdown turun, tetapi kehidupan sosial masyarakat belum bisa kembali seperti biasa. 

"Kami membuka kembali ekonomi, belum membuka kehidupan sosial orang-orang," jelasnya.

Berdasarkan data Worldometer, total kasus Virus Corona COVID-19 di Selandia Baru mencapai 1.469 dan pasien meninggal 19 orang. Ini berarti persentase kematian di Selandia Baru hanya 1,2 persen, jauh di bawah persentase dunia yakni 6,9 persen, atau Indonesia yang 8,4 persen. 

Sistem alert Selandia Baru memiliki 4 level. Level tertinggi (4) berarti lockdown. Level 3 merupakan pembatasan yang akan berlangsung hingga 2 minggu ke depan. 

Bila level 3 berhasil dengan baik, pemerintah Selandia Baru akan melihat kemungkinan turun ke level 2 yang dapat membuka tempat-tempat publik dan membolehkan kumpul-kumpul hingga 100 orang di dalam ruangan dan 500 orang di luar ruangan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kondisi di Indonesia

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan bahwa terjadi kenaikan jumlah kasus positif Virus Corona di sejumlah daerah. Meski begitu, dia tak menyebut daerah mana saja yang mengalami kenaikan kasus positif.

"Adanya sejumlah daerah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan jumlah kasus positif," ujar Doni dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi secara virtual, Senin kemarin. 

Untuk itu, Doni meminta kepala daerah melakukan pendataan secara maksimal kepada para pendatang yang masuk ke wilayahnya. Pasalnya, para pendatang yang mudik atau pulang kampung dinilai berpotensi menyebarkan Virus Corona di daerahnya.

"(Pendatang) wajib isolasi selama 14 hari mengikuti protokol kesehatan bagi siapa saja yang baru tiba di suatu daerah hendaknya menjadi program prioritas yang ada di tingkat desa maupun RT/RW," jelas dia.

Sementara itu, Doni menyebut kasus positif Virus Corona baru di DKI Jakarta mengalami perlambatan yang pesat dari waktu ke waktu. Menurut dia, perlambatan kasus itu di DKI dikarenakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang dimulai sejak 10 April.

"Kami jelaskan, khusus DKI Jakarta perkembangan terakhir kasus positif telah alami perlambatan yang pesat. Dan saat ini telah mengalami flat dan kita doakan semoga tidak terlalu banyak kasus positif yang terjadi," kata Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya