Liputan6.com, Jakarta - Coronavirus Fact-Checking Grants diluncurkan oleh International Fact-Checking Network (IFCN) dan Facebook untuk mengadang 'disinfodemic' atau terjangan misinformasi dan disinformasi, di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia. Tujuan lainnya adalah untuk memberi dukungan pada komunitas cek fakta internasional.
Dari 170 lembaga yang ikut serta, delapan di antaranya dinyatakan sebagai penerima Coronavirus Fact-Checking Grants senilai US$ 300.000. Salah satunya adalah Liputan6.com yang mewakili Indonesia. Tujuh lainnya berasal dari Australia, Prancis, Kanada, Yordania, Kenya, Taiwan dan Ukraina.
Baca Juga
Sebelumnya, Coronavirus Fact-Checking Grants juga diberikan pada 13 lembaga dari Italia, Spanyol, Bosnia-Herzegovina, Yunani, Turki, Montenegro, Lithuania, Brasil, Kolombia, Meksiko, India, Kongo, dan Amerika Serikat.
Advertisement
"Kami sangat senang melihat 21 organisasi di komunitas kami mampu mengumpulkan sumber daya tambahan di saat-saat yang penuh tantangan ini. Coronavirus Fact-Checking Grants menjadi sarana bagi kami untuk mendukung komunitas cek fakta dengan pendanaan, serta memberikan pengakuan atas dedikasi dan komitmen mereka," kata Baybars Orsek, Direktur IFCN.
Para penerima Coronavirus Fact-Checking Grants akan memulai programnya sesegera mungkin atau melanjutkan program yang telah dilakukan, selama enam bukan ke depan. Setidaknya ada dua indikator kinerja utama (KPI) yang harus dicapai dalam jangka waktu tersebut.
"Komunitas cek fakta global memainkan peran penting dalam perang melawan informasi salah terkait COVID-19. Kami sangat antusias melihat bagaimana 21 penerima hibah dari seluruh dunia ini akan terus memberikan efek baik dalam pekerjaan mereka," kata Keren Goldshlager dari Facebook Integrity Partnerships.
Selain itu, sejak Januari 2020, lebih dari 100 komunitas cek fakta telah berkolaborasi dalam #CoronaVirusFacts / #DatosCoronaVirus Alliance untuk menciptakan basis data (database) terkait misinformasi dan disinformasi terkait COVID-19.
8 Penerima Coronavirus Fact-Checking Grants
1. Liputan6.com - Indonesia
Nama Program: COVID-19 WhatsApp Hoaxbuster
Liputan6.com terus berupaya memberantas kabar dusta atau hoaks yang menyebar di media sosial maupun aplikasi percakapan, terutama di WhatsApp.
Strategi yang dilakukan adalah dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung lewat sejumlah grup-grup WA, Sejauh ini, ada tujuh grup WhatsApp di enam wilayah yang telah beroperasi sejak Februari 2020.
2. RMIT ABC Fact Check - Australia
Nama Program : The CoronaCheck project
Program dilakukan dengan membuat buletin email hasil cek fakta dari informasi yang terakreditasi secara internasional; informasi bebas agenda soal dampak penyakit; informasi terbaru dari Gedung Putih; dan tautan ke sumber informasi resmi dan andal tentang COVID-19.
Ini juga membawa berita tentang bagaimana komunitas pemeriksa fakta melawan gelombang informasi yang salah dan konten jahat di unggahan dan akun Twitternya.
3. 20 minutes – Prancis
Nama Program: Oh My Fake
Tim akan menghasilkan video, cerita, dan podcast tentang COVID-19. Tim akan bekerja pada inisiatif pengembangan audiens yang menggunakan format inovatif, seperti komunikasi interaktif, untuk lebih menjangkau orang dengan informasi yang dapat diandalkan. Video yang didistribusikan di situs web dan platform sosial (Snapchat, Facebook, Instagram) mengeksplorasi dan menjelaskan bias kognitif (efek Dunning-Kruger, bias emosional, dll) yang membuat berita palsu tentang COVID-19, terlebih yang viral.
4. ASL 19 – Iran
Nama Program: Factnameh Instagram Outreach Project
Tim akan memeriksa fakta soal informasi yang jadi trending tentang COVID-19 dan membagikannya secara luas di saluran media sosial populer di Iran. Factnameh bertujuan untuk memperkuat jangkauannya dengan mengirimkan konten melalui Instagram, satu-satunya platform media sosial yang tidak diblokir di Iran. Menurut data, Instagram memiliki 24 juta pengguna di sana.
5. Fatabyyano – Jordan
Nama Program: F-19 Vs. COVID-19
Proyek ini bertujuan untuk memerangi informasi salah di 19 negara Arab dengan mengirimkan 19 paket yang terdiri dari video animasi, artikel yang berisikan fakta dan infografis. Tim akan menggunakan bahasa isyarat dalam produksi visualnya untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
6. PesaCheck – Kenya
Project: Converting PesaCheck’s Content for Messaging
Tim akan menerjemahkan konten yang dihasilkannya dalam bentuk artikel panjang dan pendek ke dalam GIF, video pendek, dan format lain yang dapat dibagikan di berbagai platform pengiriman pesan sebagai respons terhadap informasi yang salah terkait COVID-19.
7. Taiwan FactCheck Center – Taiwan
Nama Program: Combat COVID-19 Misinformation through Multimedia
Tim akan membuat garis waktu interaktif, peta dunia dan lebih banyak infografis untuk disajikan di situs web organisasi. Idenya adalah menggunakan pengecekan fakta yang ada untuk merancang dan menghasilkan permainan interaktif untuk digunakan bersama anak-anak, bersama dengan video informatif tentang COVID-19. Konten tersebut akan dibagikan di Education Resource of Digital Literacy, database online yang dijalankan oleh Departemen Pendidikan Taiwan. Tim akan beroperasi di aplikasi LINE dan Instagram.
8. VoxUkraine – Ukraina
Nama Program: CoronaShield
Tim VoxCheck akan bergabung dengan UNICEF untuk memantau dan mengumpulkan informasi palsu tentang COVID-19. Tim juga akan bekerja dengan para pakar dari Kemenkes dan UNICEF untuk mengklarifikasi poin-poin medis yang kemudian akan berbagi-fakta melalui berbagai jaringan dengan para profesional di bidang kesehatan. Tim akan menulis skrip dan menyiarkan langsung dengan pesan singkat di Suspilne Saluran TV nasional, selain membuat infografis, artikel, dan video.
Advertisement