Jepang Jadi Negara Kedua di Dunia Izinkan Remdesivir untuk Pasien Corona COVID-19

Pemerintah Jepang mengatakan pada Kamis 7 Mei, bahwa negaranya berencana mengizinkan penggunaan remdesivir, untuk mengobati pasien Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Mei 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 18:05 WIB
Warga Jepang Dihimbau Tidak Berkumpul Saat Menikmati Bunga Sakura
Seorang pria mengenakan masker melewati pohon sakura di taman Ueno, Tokyo, Jepang (12/3/2020). Di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menghimbau warga menghindari kerumunan saat pesta tradisional "hanami". (AFP/Philip Fong)

Liputan6.com, Tokyo- Pemerintah Jepang mengatakan pada Kamis 7 Mei, bahwa negaranya berencana mengizinkan penggunaan remdesivir, yaitu obat antivirus untuk mengobati pasien Virus Corona COVID-19, dengan tujuan untuk menyetujui obat lain yaitu Avigan bulan ini.

Perizinan pada obat yang berencana bakal diberikan itu membuat Jepang menjadi negara kedua setelah regulator AS mengizinkannya pada  Jumat, 1 Mei untuk penggunaan darurat terhadap kasus Virus Corona COVID-19 yang parah, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/5/2020). 

AS mulai berminat menggunakan remdesivir setelah uji klinis utama menunjukkan bahwa obat yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola itu, mempersingkat waktu untuk pemulihan pada beberapa pasien hingga sepertiganya. Tetapi perbedaan angka kematian tidak signifikan secara statistik, menurut laporan. 

Diberikan melalui suntikan, Obat Remdesivir sudah tersedia untuk beberapa pasien yang terdaftar dalam uji klinis di seluruh dunia. 

Sedangkan obat yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang Fujifilm Toyama Chemical, yaitu Avigan, Pemerintah Jepang bertujuan untuk menyetujuinya bulan ini Jika uji klinis yang melibatkan 100 pasien terbukti efektif, kata Yoshihide Suga. 

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Favipiravir, Remdesivir, dan Avigan

FOTO: Warga Jepang Langgar Imbauan Tetap di Rumah
Lorong stasiun penuh dengan penumpang yang memakai masker di Tokyo, Jepang, 27 April 2020. Banyak warga Jepang yang masih pergi bekerja dengan menggunakan kereta walaupun ada risiko tertular virus corona COVID-19. (AP Photo/Eugene Hoshiko, File)

Pada tahun 2014 obat Favipiravir disetujui untuk digunakan di Jepang, tetapi hanya pada wabah flu yang tidak ditangani secara efektif oleh obat yang ada.

Dikatakan obat tersebut tidak bisa didapatkan di pasar, dan hanya dapat diproduksi dan didistribusikan atas permintaan pemerintah Jepang.

Dapat dipakai secara oral sebagai pil, Favipiravir bekerja dengan menghalangi kemampuan virus untuk bereplikasi di dalam sel. 

Sedangkan obat Remdesivir menggabungkan dirinya ke dalam genom virus dan menyebabkan hubungan arus pendek pada proses replikasi. Dalam penelitian pada hewan, Avigan telah ditunjukkan mempengaruhi perkembangan janin, yang berarti tidak diberikan kepada perempuan hamil. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya