Kematian Profesor AS yang Hampir Temukan Fakta Soal Corona, Kian Picu Konspirasi Dunia

Seorang profesor AS ditemukan meninggal dunia di apartemennya. Padahal ia hampir menemukan temuan penting soal Virus Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Mei 2020, 09:48 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 06:28 WIB
Tembak Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington - Penembakan fatal seorang peneliti Virus Corona COVID-19 kelahiran China di tanah AS telah memicu teori konspirasi di seluruh dunia.

Bing Liu, seorang asisten profesor berusia 37 tahun di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, ditemukan tewas di rumahnya pada Sabtu 2 Mei 2020.

Rekan kerjanya mengatakan dia hampir membuat "temuan signifikan" pada studinya tentang COVID-19. Hal ini lantas memicu spekulasi di media online bahwa itu adalah pembunuhan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (8/5/2020). 

Namun polisi mengatakan itu adalah kasus penembakan. 

Menurut departemen kepolisian setempat, Liu ditemukan dengan beberapa luka tembak di kepala, leher dan dada di rumahnya di pinggiran Pittsburgh.

Pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai insinyur perangkat lunak berusia 46 tahun bernama Hao Gu. Pihak berwenang mengatakan dia kemudian menembak dirinya sendri setelah kembali ke mobil.

Liu dan Gu saling kenal, kata detektif penyelidik pembunuhan tersebut.

Penyelidikan telah menentukan bahwa itu adalah kasus pembunuhan-bunuh diri yang dihasilkan dari "perselisihan panjang tentang pasangan".

Mereka mengatakan "tidak ada bukti" bahwa kasus itu terkait dengan pekerjaan penelitian Liu dan krisis kesehatan masyarakat saat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hampir Buat Temuan Soal Virus Corona

Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Covid-19, Nama Baru Corona: Petugas laboratorium menguji sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning, China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Dalam sebuah pernyataan, rekan-rekan Liu menggambarkannya sebagai seorang peneliti luar biasa yang "berada di ambang membuat temuan yang sangat signifikan", untuk memahami mekanisme seluler infeksi COVID-19.

Mereka berduka atas kematian Liu dan berjanji untuk menyelesaikan penelitiannya "dalam upaya untuk memberi penghormatan kepada keunggulan ilmiahnya".

Liu, yang berasal dari China, memperoleh gelar Sarjana dan PhD dalam bidang ilmu komputer di Singapura sebelum melakukan penelitian di AS.

Menurut CV online-nya, ia telah berkolaborasi dengan ahli biologi dan dokter untuk mempelajari kekebalan manusia.


Timbul Teori Konspirasi

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

"Ya Tuhan," tulis seorang pengguna di platform media sosial China, Weibo. 

"Sepertinya ini langsung dari Mission Impossible. Mungkin dia mengetahui bahwa virus itu berasal dari laboratorium Amerika."

Banyak komentar serupa menyarankan Liu terbunuh karena dia seharusnya mengungkap misteri asal Virus Corona baru.

Pejabat China dan media pemerintah sebelumnya mempromosikan klaim tak berdasar bahwa virus itu berasal dari AS dan dibawa ke Wuhan oleh tentara Amerika.

Beberapa pengguna Weibo mengatakan kasus ini "tampaknya terlalu kebetulan".

"Kasus yang sangat tidak biasa. Kemungkinan ada rahasia yang tersembunyi di kegelapan," kata satu komentar.

Banyak komentar Weibo menyarankan latar belakang China dari Liu mungkin telah menempatkannya dalam risiko di AS, meskipun tidak ada bukti yang muncul bahwa Liu menjadi sasaran karena etnisitasnya.

Global Times, sebuah situs web yang berafiliasi dengan media pemerintah China, menerbitkan sebuah artikel dengan berbagai spekulasi seputar kematian Liu.

Di Twitter, sementara itu, beberapa orang berspekulasi tentang klaim tidak berdasar bahwa pemerintah China mungkin memainkan peran dalam kasus ini.

Di tengah pandemi COVID-19, berbagai teori konspirasi tentang virus dan asal-usulnya terus menyebar di platform online. Beberapa klaim yang tidak diverifikasi telah dipromosikan oleh politisi dan outlet media di AS dan China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya