Inggris Lawan Corona, Penumpang Pesawat yang Tiba Akan Diwajibkan Isolasi 14 Hari

Kebijakan baru ini diharapkan mulai berlaku pada akhir bulan Mei 2020, BBC melaporkan, dilansir pada Sabtu (9/5/2020).

oleh Hariz Barak diperbarui 09 Mei 2020, 13:42 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris, melalui pengumumannya kepada maskapai negara itu, akan menetapkan kebijakan karantina 14 hari bagi setiap penumpang yang tiba di Inggris dari negara mana pun selain Republik Irlandia, sebagai upaya untuk menanggapi pandemi virus corona.

Kebijakan baru ini diharapkan mulai berlaku pada akhir bulan Mei 2020, BBC melaporkan, dilansir pada Sabtu (9/5/2020).

Badan industri Airlines UK mengatakan kebijakan itu membutuhkan "rencana keluar yang kredibel" dan harus ditinjau setiap minggu.

Kebijakan itu mewajibkan setiap orang yang tiba di Inggris harus mengasingkan diri di kediaman pribadi.

Sumber pemerintah dan penerbangan mengatakan kepada BBC, penumpang yang datang diharapkan untuk memberikan alamat tinggal di Inggris saat melapor ke pos imigarsi bandara.

Tidak jelas berapa lama kebijakan baru akan diberlakukan dan apakah penduduk non-Inggris akan diizinkan untuk tinggal di akomodasi pribadi sewaan seperti hotel.

"Kami perlu melihat rincian dari apa yang mereka usulkan", kata Airlines UK, yang mewakili British Airways, EasyJet dan maskapai penerbangan lain yang berbasis di Inggris, dalam sebuah pernyataan.

Menteri penerbangan Inggris, Kelly Tolhurst diperkirakan akan mengklarifikasi kebijakan tersebut kepada perwakilan maskapai dan bandara dalam konferensi pers yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pagi waktu lokal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Kata Pihak Bandara dan Maskapai

Resmi, Inggris Keluar dari Uni Eropa
Bendera Inggris berkibar dengan latar Istana Westminster terlihat di London, Sabtu, (1/2/2020). Mulai 1 Februari 2020 ini, Inggris secara resmi telah meninggalkan Uni Eropa (UE) setelah lebih dari tiga tahun referendum yang membuat negara itu terpecah belah. (AP Photo/Alastair Grant)

Bandara-bandara Inggris menyatakan bahwa karantina "tidak hanya akan berdampak buruk pada industri penerbangan Inggris, tetapi juga pada ekonomi yang lebih luas."

Karen Dee dari Asosiasi Operator Bandara, yang mewakili sebagian besar bandara di Inggris, mengatakan langkah itu harus diterapkan "secara selektif mengikuti ilmu" dan "dampak ekonomi pada sektor-sektor utama harus dikurangi."

BBC News memahami bahwa pekerja utama seperti pengemudi truk yang mengangkut barang dan orang yang bekerja di industri perkapalan akan dibebaskan dari tugas saat kebijakan itu berlangsung.

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Inggris mengatakan: "(...) Fokusnya adalah tetap pada tinggal di rumah untuk melindungi petugas Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dan menyelamatkan nyawa."

Jika karantina diperlukan sekarang, beberapa orang akan mempertanyakan mengapa itu tidak diperlukan beberapa minggu yang lalu.

Puluhan ribu orang telah terbang ke Inggris selama pandemi, meskipun pemerintah mengatakan sebagian besar kembali ke rumah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya