14-5-2001: Waspada Ilmuwan AS Atas Gelombang Kedua Wabah Sapi Gila

19 tahun yang lalu, para ilmuwan AS memberi peringatan soal adanya wabah sapi gila.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Mei 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 06:00 WIB
Daging Sapi Mentah
Ilustrasi Foto Daging Sapi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, 19 tahun yang lalu, sejarah mencatat bahwa para ahli terkemuka telah memberi peringatan soal penyakit "sapi gila" yang diklaim akan kian memburuk.

Hingga waktu itu, 99 orang telah dinyatakan menderita penyakit ini dan hampir semuanya meninggal.  

Penyakit sapi gila, atau yang biasa disebut "Mad Cow Disease" dan dalam bahasa ilmiah disebut Bovine spongiform encephalopathy.

Sebenarnya, penyakit ini menginfeksi sapi dan menyerang sistem saraf mereka. Namun, ketika daging sapi yang terinfeksi dimakan oleh manusia, penyakit tersebut pun kemudian mempengaruhi sistem tubuh manusia tersebut. 

Pada tahun 2001, para ilmuwan menemukan bukti baru yang dikumpulkan dari percobaan pada tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa kumpulan kasus pertama ini dapat diikuti oleh "gelombang kedua" yang jauh lebih besar dalam beberapa tahun ke depan. 

"Mungkin lima atau sepuluh tahun sebelum sisa populasi mereka berisiko terkena penyakit ini," ujar Profesor John Collinge. 

Profesor John Collinge adalah salah satu penasihat utama pemerintah pada penyakit ini dan direktur Unit Prion untuk Dewan Penelitian Medis di London.

Dia telah menemukan bahwa sejumlah kecil tikus yang dia amati dan terinfeksi penyakit tersebut cukup cepat, sementara sisanya memiliki masa inkubasi yang lebih lama sebelum tertular penyakit.

"Saya tidak ingin khawatir tentang ini," katanya, "tetapi itu sepenuhnya mungkin dan kita harus mempertimbangkan bahwa apa yang kita lihat, untungnya, saat ini, adalah kejadian penyakit yang sangat kecil di antara sebagian kecil penduduk," ujarnya ketika itu. 

Perkiraan resmi memperkirakan jumlah kematian akhir akibat penyakit ini bisa mencapai 150 atau mencapai 136.000.

 

Jumlah Kematian Meningkat

Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pembeli memilih daging kerbau dan sapi yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jumlah kematian akibat penyakit ini kemudian terus meningkat selama lima tahun terakhir - dari tiga kematian pada 1995 menjadi 29 lima tahun setelahnya pada 2000. 

Tidak ada yang tahu kapan penyakit ini akan memuncak.

Usia rata-rata mereka yang telah meninggal adalah 28 tahun, dan hanya segelintir korban berusia di atas 53 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya