Liputan6.com, Midland - 11 ribu warga di Central Michigan terpaksa mengungsi akibat jebolnya dua bendungan yang berusia hampir satu abad. Akibatnya, banjir menenggelamkan jalan dan tempat tinggal warga.
Dilaporkan AP News, Jumat (22/5/2020), tidak ada korban jiwa pada peristiwa banjir ini, tetapi pemerintah Amerika Serikat menerapkan status darurat pada peristiwa ini.
Advertisement
Baca Juga
Dua bendungan yang jebol itu adalah Bendungan Edenville yang dibangun pada 1924 dan Bendungan Sanford yang berdiri setahun setelahnya.
Warga mengungsi pada Rabu dan Kamis kemarin. Banjir sudah reda, namun masih ada warga yang bertahan di tempat pengungsian, salah satunya di gedung SMA. Tak ada korban jiwa atau luka.
Pemerintah berkata butuh berhari-hari untuk mengetahui kerusakan akibat insiden bendungan ini.
"Kerusakannya sungguh buruk bila melihat betapa tingginya tingkat air, bila melihat atap rumah hampir tak terlihat di Midland, dan bila melihat bagian danau yang sampai kering (akibat bendungan jebol)," ujar Gubernur Michigan Gretchen Whitmer yang mengecek area Midland.
Presiden AS Donald Trump sedang berkunjung ke Michigan. Ia pun telah meneken deklarasi darurat agar segera ada koordinasi dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Badan Manajemen Darurat Federal atau Federal Emergency Management Agency (FEMA).
"Kami memantau banjirnya, kami punya orang-orang dari insinyur korps tentara di sana, kami punya FEMA di sana. Saya sudah berbicara dengan Gubernur Whitmer, kita mencapai kesepahaman yang baik," kata Presiden Trump di Gedung Putih sebelum terbang ke Michigan.
Dua bendungan yang jebol itu sedang dalam tahap penjualan. Bendungan Edenvilla sempat mendapat keluhan karena melanggar ketentuan pemerintah, tetapi Bendungan Sanford dalam kondisi baik.
Gubernur Whitmer berkata pihaknya siap mengambil jalur hukum untuk menuntut pertanggung jawaban operator bendungan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mengungsi di Tengah Wabah
Banyak pengungsi usia lanjut yang mengungsi di SMA Midland. Salah satunya adalah alumni dari SMA itu pada setengah abad lalu.
Petugas pengungsian tak hanya harus melindungi pengungsi dari banjir, melainkan dari ancaman Virus Corona (COVID-19).
Dan Roberts yang dulu lulus dari SMA Midland mengapresiasi para petugas pengungsian. Para pengungsi menetap di aula olahraga dengan barang-barang mereka dan mendapatkan kasur.
"Mereka mengawasi kita dengan sangat hati-hati . Situasinya agar sedikit sibuk, tetapi saya tidak akan mengeluh," ujarnya.
Advertisement