Angka Kasus Virus Corona COVID-19 Masih Tinggi, WHO: Ini Jauh dari Selesai

WHO menyebut bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 masih jauh dari selesai.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Jun 2020, 11:48 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 11:33 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Kasus-kasus baru dari Virus Corona COVID-19 mengalami peningkatan harian terbesarnya, ketika pandemi kian memburuk secara global dan belum mencapai puncaknya di Amerika Tengah. Hal ini secara resmi disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sambil mendesak negara-negara untuk melanjutkan upaya dalam mengatasi virus.

"Lebih dari enam bulan menjadi pandemi. Ini bukan saatnya bagi negara mana pun untuk mengambil langkah," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (9/6/2020). 

Lebih dari 136.000 kasus baru Virus Corona COVID-19 dilaporkan di seluruh dunia pada hari Minggu, angka yang paling banyak dalam satu hari sejauh ini katanya. Hampir 75 persen dari mereka dilaporkan berasal dari 10 negara, di mana sebagian besar berada di Amerika dan Asia Selatan.

Menanggapi pertanyaan tentang China, ahli darurat utama WHO, Dr Mike Ryan, mengatakan studi retrospektif tentang bagaimana wabah telah ditangani bisa menunggu, menambahkan: "Kita perlu fokus sekarang pada apa yang kita lakukan hari ini untuk mencegah puncak kedua."

Ryan juga mengatakan infeksi di negara-negara Amerika Tengah, termasuk Guatemala, masih meningkat, dan mereka adalah epidemi "kompleks".

"Saya pikir ini adalah saat yang sangat memprihatinkan," katanya, menyerukan kepemimpinan pemerintah yang kuat dan dukungan internasional untuk kawasan itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Brasil Jadi Salah Satu Pusat Pandemi

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Brasil sekarang menjadi salah satu titik panas pandemi, dengan jumlah kasus terkonfirmasi kedua tertinggi, di belakang hanya Amerika Serikat, dan jumlah kematian yang pekan lalu melampaui Italia.

Setelah mengeluarkan angka kumulatif untuk kematian akibat Virus Corona baru di Brasil dari situs web nasional, Departemen Kesehatan menebarkan kebingungan dan kontroversi lebih lanjut dengan merilis dua set angka yang saling bertentangan untuk penghitungan terbaru kasus infeksi dan kematian.

Ryan mengatakan data Brasil telah "sangat rinci" sejauh ini, tetapi menekankan pentingnya bagi Brasil untuk memahami di mana virus itu berada dan bagaimana mengelola risiko, serta bahwa WHO berharap adanya komunikasi yang "konsisten dan transparan".

Maria van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO, mengatakan bahwa "pendekatan komprehensif" sangat penting di Amerika Selatan.

Lebih dari 7 juta orang telah dilaporkan terinfeksi Virus Corona baru secara global dan lebih dari 400.000 telah meninggal.

"Ini masih jauh dari selesai," kata van Kerkhove.

Van Kerkhove mengatakan bahwa banyak negara yang melakukan pelacakan kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala tetapi tidak menemukan bahwa mereka menyebabkan penyebaran virus lebih lanjut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya