Media Australia Sebut Indonesia Calon Hotspot Corona COVID-19

Surat kabar Australia The Sydney Morning Herald menyebut Indonesia kalah melawan Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Jun 2020, 11:11 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 11:11 WIB
FOTO: Presiden Jokowi Ajak Negara-Negara ASEAN Bersinergi Melawan COVID-19
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat KTT ASEAN Khusus Tentang COVID-19 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (14/4/2020). Jokowi mengajak negara-negara ASEAN bersinergi melawan COVID-19. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald, menyebut bahwa Indonesia kalah dari Virus Corona (COVID-19). Tak hanya itu, Indonesia juga dinilai sebagai hotspot corona selanjutnya.

Headline tersebut muncul ketika pemerintahan Joko Widodo sedang membawa Indonesia membawa ke tahap new normal, meski kasus di Indonesia masih terus meningkat tiap harinya. 

"Sebagian besar negara-negara Asia Tenggara telah sukses meratakan tingkat infeksi Virus Corona mereka, tetapi Indonesia sedang kalah dalam pertempurannya melawan COVID-19," tulis koresponden The Sydney Morning Herald, James Massola, dalam artikel analisis berjudul 'The world's next coronavirus hotspot is emerging next door' yang dipublikasikan pada 19 Juni 2020, dikutip pada Sabtu (20/6/2020).

Situasi itu diperburuk karena pemerintahan Jokowi dianggap kurang tegas.

"Pemerintah nasional menunjukan sedikit tanda bahwa mereka mau membuat keputusan-keputusan sulit yang dibutuhkan untuk meredam tingkat infeksi yang berkembang cepat," tulis SMH.

Media Australia itu juga menyorot fakta bahwa kasus di Indonesia masih terus meningkat tiap harinya. Selain itu, tingkat tes di Indonesia juga masih rendah, sementara angka kematian tinggi.

Jika melihat data pemerintah, kasus di Indonesia sudah mencapai yang tertinggi di Asia Tenggara, baik itu total kasus maupun kasus kematian. Kamis kemarin, kasus baru Indonesia mencapai 1.331 kasus. 

Respons Pemerintah Mengerikan

Respons pemerintahan Joko Widodo juga dinilai "mengerikan" oleh The Sydney Morning Herald. Hal itu karena ucapan Menteri Kesehatan Terawan yang berkata corona bisa dihalau dengan doa.

Transparansi yang buruk dan kebijakan larangan mudik yang telat juga menjadi sorotan. 

"Respons Virus Corona pemerintah Indonesia sejauh ini mengerikan. Pada awalnya, Menteri Kesehatan mendeklarasikan bahwa kekuatan doa akan melindungi negara. Kemudian Presiden Joko Widodo mengaku informasi sempat ditahan dari publik demi menghindari keresahan," tulis SMH.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pemerintah Pernah Bilang Corona Tak Kuat Cuaca Indonesia

Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pada April lalu, pemerintah sempat menyatakan Virus Corona (COVID-19) tidak kuat cuaca Indonesia. Hal itu disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

"Dari hasil modelling, cuaca Indonesia yang panas dan humidity tinggi maka untuk COVID-19, itu nggak kuat," ujar Menko Luhut. 

Sementara itu, Menko Mahfud MD menyampaikan bahwa corona itu seperti istri. Ucapan itu ia dapatkan dari meme yang diberikan Menko Luhut. 

Retorika itu lantas mengundang kontroversi dan turut disorot media asing, mulai dari media Singapura hingga Turki. 

"Corona is like your wife. Initially, you try to control it. Then you realize that you can't. Then you learn to live with it," kutip Mahfud pada akhir Mei kemarin.

Berdasarkan data terkini CoronaTracker, total kasus Virus Corona di Indonesia adalah 43.803 kasus. Tingkat persentase kematian mencapai 5,4 persen dan jumlah sembuh mencapai 17.349 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya