WHO: Penyebaran Corona COVID-19 karena Kurangnya Solidaritas Global

Direktur jenderal WHO memberikan memberikan pernyataan ketika berlangsung konferensi video KTT Pemerintah Dunia yang berbasis di Dubai.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2020, 09:31 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 09:31 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, New York - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin kemarin memperingatkan ancaman terbesar dari pandemi Corona COVID-19 bukanlah dari virusnya saja. Melainkan juga akibat "kurangnya solidaritas global" dalam menghadapinya.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (24/6/2020) Pimpinan WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut "percepatan" penyebaran virus dengan mengatakan hanya diperlukan waktu delapan hari bagi perebakan sejuta kasus baru dibandingkan dengan tiga bulan pada satu juta kasus pertama.

Direktur jenderal WHO memberikan komentar tersebut ketika berlangsung konferensi video KTT Pemerintah Dunia yang berbasis di Dubai.

Ghebreyesus mengatakan, orang-orang harus bersatu untuk belajar dari pandemi, dan menambahkan pandemi Corona COVID-19 tidak akan bisa dikalahkan jika "dunia terpecah".

"Ancaman terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah virus itu sendiri, melainkan kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global. Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah. Bersama-sama, kita harus bekerja untuk memastikan pelajaran pandemi ini dipahami dan dunia tidak pernah lagi merasa tidak siap," jelasnya.

Peringatan Tedros terhadap kurangnya solidaritas muncul setelah ia dan WHO menghadapi banyak kecaman sejak pandemi mulai merebak.

Presiden AS Donald Trump menyalahkan WHO karena terlalu memuji penanganan pandemi Corona COVID-19 di China saat wabah pertama kali merebak. Ia menyerang Tedros secara pribadi di tengah-tengah ketegangan politik antara Washington dan Beijing.

 

Simak video pilihan berikut:

9 Juta Orang Terinfeksi

Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO.
Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO. Dok: Gedung Putih

Menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, hingga Senin pagi, hampir sembilan juta orang telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia dan lebih dari 468.000 telah meninggal.

Para ahli mengatakan, angka itu sebenarnya jauh lebih tinggi, karena terbatasnya pengujian dan kasus-kasus tanpa gejala.

Utusan Khusus WHO untuk Covid-19 Dr David Nabarro, mengatakan akan perlu waktu sebelum vaksin virus ini tersedia.

"Dua setengah tahun sampai ada vaksin yang tersedia bagi semua orang di dunia dan saya terus berpegang teguh pada itu, meskipun tentu saja saya ingin terbukti salah danada vaksin tersedia dengan sangat cepat, tapi menurut saya yang terbaik adalah berasumsi vaksin tersedia dalam periode yang cukup lama dan perkiraan tercepat saya adalah dua setengah tahun," jelasnya.

Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sedang berlomba-lomba mengembangkan vaksin untuk melawan virus ini dan ada perdebatan sengit mengenai cara bagaimana menjamin vaksin itu akan didistribusikan secara adil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya