Liputan6.com, London - Para orangtua di Inggris terancam didenda jika tidak menuruti peraturan kembali ke sekolah. Demikian peringatan Menteri Pendidikan Gavin Wiliamson.
Dikutip dari Independent, Rabu (1/7/2020), Inggris kemungkinan akan kembali membuka sekolah bulan September mendatang.Â
Baca Juga
Gavin Wiliamson mengatakan kembali ke sekolah adalah suatu keharusan, orangtua harus memiliki alasan yang valid untuk mengizinkan anak-anaknya tinggal di rumah, jika tidak mereka akan didenda.Â
Advertisement
Menteri Pendidikan Inggris, Gavin Williamson mengatakan bahwa keputusan kembalinya anak-anak sekolah akan diumumkan lebih lanjut pada akhir pekan.Â
Pernyataan dari Williamson mengemuka setelah pemimpin Partai Buruh, Sir Keir Starmer, menuduh pemerintah "kurang bertanggung jawab" pada masalah membuka kembali sekolah dan mengatakan ada "kurangnya perencanaan".
"Jika Anda bisa membangun rumah sakit Nightingale - hal yang baik untuk dilakukan - Anda tentu saja dapat membangun ruang kelas sementara, Anda tentu dapat mengambil alih perpustakaan, pusat-pusat komunitas," kata Sir Keir.
Menteri Pendidikan Inggris juga mengatakan bahwa dirinya akan membuat pernyataan sebelum akhir minggu, terkait protokol kembalinya para murid ke sekolah.Â
"Kami akan mengambil kesempatan untuk menjelaskan dengan tepat bagaimana kita akan melihat pengembalian penuh untuk semua anak kembali ke sekolah sebelum akhir minggu ini," ujarnya.
"Karena saya yakin Anda akan mengerti dan menghargai saat ini, kami berkonsultasi dan berbicara dengan orang yang berbeda, apakah itu kepala sekolah, serikat pekerja, atau badan perwakilan."
Boris Johnson: Isu Kembalinya Anak-Anak ke Sekolah Adalah Masalah Besar
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bahwa isu pembukaan sekolah adalah masalah besar. Ia pun berjanji akan mengembalikan anak-anak ke sekolah mulai bulan September mendatang.
"Kita harus membuat anak-anak kembali ke sekolah. Saya ingin anak-anak kembali sekolah bulan September."
Di luar periode lockdown akibat Virus Corona COVID-19, dewan lokal dapat memberlakukan kehadiran di sekolah melalui tindakan hukum, yang mencakup denda terhadap orangtua hingga 60 pound sterling (sekitar Rp 1 juta). Kini jumlahnya naik dua kali lipat menjadi 120 pound sterling berkisar Rp 2,1 juta, jika tidak dibayar dalam tempo 21 hari.
Pada fase awal pembukaan kembali sekolah di masa pandemi Virus Corona COVID-19 pada bulan Juni, pemerintah Inggris mengizinkan bahwa orangtua yang merasa tidak nyaman untuk anaknya ke sekolah tidak harus membayar denda.Â
Sekitar sepertiga (34 persen) dari semua anak-anak Kelas 6 bersekolah pada tanggal 18 Juni, naik dari 26 persen pada tanggal 11 Juni, seperti laporan terbaru.
Kehadiran sekitar seperempat (26 persen) untuk anak kelas 1, naik dari seperlima minggu sebelumnya, dan 29 persen pada penerimaan, naik dari 22 persen pada 11 Juni.
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement