Kasus Virus Corona COVID-19 Meningkat, Catalonia Spanyol Kembali Lockdown

Wilayah Catalonia di timur laut Spanyol telah mengeluarkan kembali perintah lockdown. Hal itu dilakukan dengan kelonjakan kasus Virus Corona yang kembali melanda negara tersebut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Jul 2020, 13:04 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 13:04 WIB
Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Liputan6.com, Madrid- Pemerintah wilayah Catalonia di timur laut Spanyol pada 12 Juli mengeluarkan kembali perintah lockdown atau penguncian wilayah. Hal itu dilakukan karena melonjaknya kasus Virus Corona yang kembali melanda negara tersebut.

Pemerintah wilayah Catalonia mengatakan untuk kembali melakukan isolasi kepada penduduk di kota Lerida di timur laut dan sekitarnya.

"Orang-orang harus tinggal di rumah," kata pejabat kesehatan regional, Alba Verges, dalam konferensi pers, seperti dikutip dari AFP, Senin (13/7/2020).

Pada akhir pekan lalu, wilayah dengan populasi lebih dari 200.000 itu sudah sempat diminta untuk melakukan karantina wilayah.

Lockdown ini merupakan yang pertama kalinya setelah warga di Spanyol telah mencabut kebijakan tersebut pada 21 Juni.

Selain itu, pertemuan untuk lebih dari 10 orang juga dilarang di dan sekitar Lerida. Meskipun telah menyaksikan penurunan drastis dalam jumlah harian infeksi baru Virus Corona, dampak dari virus tersebut masih cukup besar di Eropa dengan 2.828.270 kasus dan 202.399 kematian. 

Di Spanyol sendiri, lebih dari 70 klaster baru Virus Corona telah terindentifikasi, dengan daerah di sekitar Lerida yang paling dikhawatirkan pihak berwenang. 

Wabah baru itu, menurut pihak berwenang memiliki kaitan dengan pergerakan pekerja pertanian musiman, yang melakukan perjalanan ke Spanyol utara untuk bekerja pada panen buah.

Sementara itu, satu rumah sakit di ibukota Catalonia, Barcelona, juga telah mencatat lonjakan kasus dari 31 yang bertambah menjadi 107 pada pekan lalu, menurut balai kota wilayah tersebut. 

Adapun klaster baru lainnya yang juga terindentifikasi di wilayah barat laut Galicia dan negara Basque, dimana penggelaran pemilihan umum regional pertama digelar disana sejak awal pandemi pada 12 Juli kemarin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Penggunaan Masker Secara Wajib

FOTO: Kasus Corona COVID-19 Global Tembus 2 Juta Pasien
Pengendara sepeda melewati grafiti bertema virus corona COVID-19 yang bertuliskan ‘Happy Easter’ pada dinding di Hamm, Jerman, Senin (13/4/2020). Kasus COVID-19 tertinggi di dunia ditempati oleh Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan China. (AP Photo/Martin Meissner)

Penggunaan masker secara wajib diberlakukan di Spanyol, bagi warganya saat tengah berada di ruang publik tertutup maupun di luar ketika tidak dapat menjaga jarak sosial hingga satu setengah meter.

Wilayah Catalonia juga memberlakukan kebijakan itu, dengan memerintahkan masker untuk dikenakan bahkan ketika pembatasan jarak dapat dilakukan. 

Adapun wilayah lainnya yang memperkuat kebijakan penggunaan masker secara wajib yaitu Kepulauan Balearic, serta daerah lain seperti Andalusia dan Aragon yang juga berencana ntuk mengikutinya.

Namun adanya pengecualian penggunaan masker bagi warga atau wisatawan yang hendak berenang, berjemur, dan berolahraga di kawasan pariwisata Catalonia dan pulau-pulau Balearic. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya