Liputan6.com, Paris - Revolusi Prancis adalah salah satu peristiwa sejarah yang paling berpengaruh di Eropa. Raja dan ratu mati dipenggal dan revolusi ini berakhir dengan berkuasanya diktator Napoleon Bonaparte.
Rakyat memulai revolusi karena menuntut hak mereka serta tidak puas dengan kebijakan Raja Louis XVI yang penuh beban finansial. Revolusi berlangsung selama 1 dekade sejak 1789.
Advertisement
Baca Juga
Peristiwa signifikan pada 1789 adalah penyerbuan penjara Bastille di Paris pada 14 Juli 1789. Tanggal 14 Juli itu dianggap sebagai bermulanya Revolusi Prancis.
Menurut Time, rakyat menyerbu penjara Bastille karena ingin mengamankan persenjataan. Pasalnya, rakyat curiga pemerintah ingin membungkam revolusi.
Penyerbuan Bastille (Storming of the Bastille) berubah menjadi peristiwa berdarah. Pemimpin penjara Bastille, Bernard-René Jourdan de Launay, tewas dengan tragis setelah menjadi korban amuk massa.Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Raja Louis XVI Kaget
Raja Louis XVI kaget mendengar adanya revolusi dan mencoba untuk mengambil simpatis rakyat dengan memberi dukungan. Sebulan sesudahnya, feudalisme di Prancis juga dihentikan.
Revolusi Prancis memiliki sejarah yang gelap. Eksekusi mati tidak berhenti bahkan setelah Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette dipenggal di guillotine.
Era Terror (La Terreur) terjadi setelah raja terakhir Prancis dipenggal dan setelahnya ada 16 ribu orang lagi yang dipenggal di tengah gejolak politik selama revolusi.
Para anggota kerajaan di Eropa juga geger akibat apa yang terjadi di Prancis. Catherine yang Agung dari Rusia yang terkenal berani bahkat ikut resah.
Kekaisaran Suci Romawi sebetulnya sempat mengambil tindakan untuk mencegah revolusi berdarah di Prancis, pasalnya Ratu Marie Antoinette adalah putri dari Empress Maria Theresia. Dan kakak dari Marie Antoinette adalah Kaisar Leopold II.
Sayangnya, Leopold meninggal pada 1792, setahun sebelum Ratu Marie dan suaminya dipenggal.Â
Peristiwa 14 Juli 1789 membawa implikasi panjang di perpolitikan Prancis. Kini, tanggal itu menjadi liburan.
Selama Hari Bastille, rakyat Prancis merayakan dengan parade militer dan kembang api. Namun, tahun ini perayaan nasional ini tidak dirayakan karena Virus Corona COVID-19.
Advertisement