Ekonomi Meksiko Terpukul Corona, Presiden Obrador Sumbang Seperempat Gaji

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador akan mengembalikan seperempat gajinya untuk membantu negara menanggulangi krisis ekonomi akibat COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 07:00 WIB
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AFP/Alfredo Estrella)
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AFP/Alfredo Estrella)

Liputan6.com, Hanoi - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Jumat (17/7) mengatakan ia akan mengembalikan seperempat gajinya untuk membantu negara menanggulangi krisis ekonomi akibat COVID-19.

Ia pun mendorong pegawai negeri lainnya berbuat langkah yang sama.

Presiden menerima gaji sebesar 108.000 peso (sekitar Rp70 juta) tiap bulannya. Dengan demikian, presiden menyumbangkan kurang lebih 27.000 peso (Rp17,5 juta) untuk penanggulangan COVID-19.

Lopez Obrador tidak menyebutkan apakah sumbangan dari gajinya itu dikeluarkan hanya satu kali ataukah setiap bulan. Namun, ia mengatakan uang itu akan diberikan ke layanan kesehatan.

Sejak menjabat pada akhir 2018, Lopez Obrador banyak melakukan aktivitas simbolik yang menunjukkan ia sederhana dan bersih.

Lopez Obrador telah memotong 40 persen gajinya, memangkas gaji pejabat tinggi pemerintah, menjual pesawat dan helikopter milik pemerintah, serta tidak menempati kediaman resmi kepresidenan, Los Pinos, yang telah digunakan oleh presiden di Meksiko sejak 1930-an.

Ia pun mengubah Los Pinos sebagai pusat kebudayaan.

Pemerintah telah meminta pegawai negeri untuk secara sukarela menyumbangkan lima persen sampai 23 persen gajinya, tergantung dari jabatannya, demikian surat edaran dari Kementerian Keuangan yang disiarkan, Kamis.

Langkah itu merujuk pada instruksi presiden yang dikeluarkan April 2020. Pemerintah membuat kebijakan penghematan yang akan berlaku sampai 31 Desember, yang beberapa di antaranya berupa penundaan bonus akhir tahun untuk pejabat tinggi pemerintah.

"Tidak mungkin ada pemerintah yang kaya dengan rakyat yang miskin," kata Lopez Obrador saat sesi jumpa pers. Ia meminta pegawai negeri lain mengikuti jejaknya.

Sejumlah pengamat memprediksi perekonomian Meksiko dapat melambat sampai lebih dari 10 persen pada tahun ini.

Sementara itu, hitungan pemerintah menunjukkan lebih dari 37.500 orang di Meksiko meninggal dunia akibat COVID-19.

Simak video pilihan berikut:

Kasus Corona COVID-19 Capai 14 Juta di Dunia

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Akhir pekan ini, kasus Virus Corona (COVID-19) di dunia mencapai 14.049.207 kasus. Sudah ada tiga negara yang kasusnya tembus satu juta.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (18/7/2020), kasus tertinggi berada di Amerika Serikat dengan total 4,6 juta kasus. Berikutnya ada Brasil yang genap mencapai 2 juta kasus.

Total kematian di AS adalah 139 ribu kasus dan di Brasil mencapai 77 ribu kasus. Pasien meninggal di India jumlahnya lebih kecil, yakni 25 ribu kasus.

India berada di peringkat selanjutnya dengan 1 juta kasus. Daftar 10 besar negara dengan kasus corona tertinggi didominasi oleh negara berkembang seperti Meksiko, Peru, dan Chile.

Indonesia memiliki kasus sebanyak 83.130. Jumlah itu nyaris menyalip kasus di China sebanyak 85.314 kasus. Tiap harinya, kasus di Indonesia sering bertambah di atas seribu kasus.

Kasus corona di Asia Selatan juga patut disorot. Bangladesh dan Pakistan masing-masing mencatat 199 ribu kasus dan 259 ribu kasus.

Selain AS, negara maju lain yang masuk 10 besar kasus terbanyak adalah Inggris dengan total 294 ribu kasus. Peringkat negara Eropa lain seperti Prancis dan Jerman sudah makin turun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya