Rencana Raja Belanda Tak Pakai Lagi Kereta Kuda Bercorak Nuansa Penjajahan

Gouden Koets atau "Kereta Kuda Emas" Belanda tersebut telah dihujani kritik dari masyarakat Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 09:00 WIB
Gouden Koets milik kerajaan Belanda digunakan tiap tahun (Kementerian Pertahanan Belanda/ministerie van Defensie)
Gouden Koets milik kerajaan Belanda digunakan tiap tahun (Kementerian Pertahanan Belanda/ministerie van Defensie)

Liputan6.com, Amsterdam - Raja Belanda Willem-Alexander pada Jumat (17/7) mengatakan ia kemungkinan akan berhenti menggunakan kereta kuda untuk upacara, Gouden Koets, yang di lapisan luarnya menampilkan gambar-gambar penguasa saat masa penjajahan.

Gouden Koets atau "Kereta Kuda Emas" telah dihujani kritik dari masyarakat dalam beberapa hari terakhir.

Kereta kuda kayu itu dibuat pada 1898 dan satu sisi-nya dihias dengan lukisan yang disebut "Penghargaan untuk Penjajah". Lukisan itu menampilkan gambar orang Asia dan kulit hitam membawa upeti untuk seorang perempuan kulit putih yang duduk di atas kursi takhta mewakili Kerajaan Belanda.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Juni mengatakan ia mengerti kereta kuda itu "memancing emosi" masyarakat. Bagi Rutte, "itu semua bagian dari sejarah kami". Kereta kuda "Gouden Koets" masih menjalani restorasi sejak 2015.

Gambar perbudakan Indonesia yang terlukis di sebuah kereta emas Belanda.
Gambar perbudakan Indonesia yang terlukis di sebuah kereta emas Belanda. (Twitter: @redfishstream)

Kereta kayu dan patung para pelaut pahlawan era keemasan Belanda pada abad ke-17 menjadi objek utama perdebatan di negara itu, dipicu oleh gerakan Black Lives Matter (Nyawa Orang Kulit Hitam Berharga) di Amerika Serikat.

"Kami mengikuti perdebatan itu, saya memperhatikannya," kata Raja Willem-Alexander saat sesi jumpa pers tahunan dengan media. Dalam kesempatan itu, biasanya para anggota Kerajaan Belanda berpose untuk gambar resmi tahunannya.

"Selama ada diskriminasi yang terlihat secara eksplisit dan implisit di Belanda, kita, sebagai bagian dari masyarakat, harus melawan itu," kata dia sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Senin (20/7/2020).

Kereta kuda itu biasanya mengangkut raja ke tempat ia memberi sambutan di hadapan anggota parlemen tiap September. Namun, kereta itu tidak dapat beroperasi sampai 2021 karena masih diperbaiki.

Raja Belanda mengatakan belum ada rencana mengubah hiasan di kereta kayu itu.

"Itu merupakan bagian dari warisan budaya kita, kita tidak akan menulis ulang sejarah dengan restorasi," kata Raja Willem.

"Setelah restorasi selesai, kita akan lihat seperti apa," ujar dia.

 

Simak video pilihan berikut:

Viral Foto Kereta Emas Belanda Bergambarkan Perbudakan di Indonesia, Bagaimana Sejarahnya?

Gambar perbudakan Indonesia yang terlukis di sebuah kereta emas Belanda. (Twitter: @redfishstream)
Gambar perbudakan Indonesia yang terlukis di sebuah kereta emas Belanda. (Twitter: @redfishstream)

Beberapa waktu lalu, sempat viral sebuah foto yang menunjukkan adanya gambaran atau lukisan perbudakan Indonesia oleh Belanda di sebuah kereta emas.

Bernama Gouden Koets, nama kereta tersebut memiliki arti kereta emas.

Secara lebih spesifik, gambar yang terdapat dalam kereta tersebut seakan menceritakan masa kejayaan pemerintah Belanda di zaman kolonial, termasuk ketika mereka melakukan penjajahan di Indonesia.

Tak lama, sebuah petisi yang dapat diakses melalui goudenkoetsinmuseum.petities.nl pun muncul. Di dalamnya, petisi tersebut melalui akun @petities menuntut agar kereta legendaris tersebut dimuseumkan.

"De Gouden Koets milik museum perbudakan," demikian tertulis oleh akun @petitie, Selasa (9/6/2020).

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya