Selain Shaka Asal Indonesia, Ini 4 Kisah Sindrom Putri Tidur di Dunia

Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan Shaka, bocah yang sudah tertidur selama satu tahun. Ada sejumlah kejadian serupa di berbagai belahan dunia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Jul 2020, 19:40 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 19:40 WIB
Tidur, Shaka Tidur Setahun, Bayi Shaka, Tidur Setahun, Manfaat Tidur, Sindroma Putri Tidur, Kleine-Levine Syndrome
Kondisi seperti bayi Shaka yang tidur setahun dikenal dengan nama Kleine-Levine Syndrome atau Sindroma Putri Tidur. Meskipun sepanjang waktu tidur, pasien bisa terbangun untuk beraktivitas seperti makan dan minum, lalu tidur lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial Indonesia tengah diramaikan dengan informasi seorang bayi laki-laki bernama Shaka. Ia dikabarkan sudah tidur  sejak usianya baru delapan bulan hingga setahun lamanya. Kini, balita menggemaskan itu sudah berumur 18 bulan.

Disebutkan juga, meski Shaka terus tidur dan tak dapat beraktivitas seperti anak-anak normal yang lain. Namun, bayi tersebut masih bisa makan dan minum.

Dalam dunia medis, fenomena ini disebut sebagai Sleeping Beauty Syndrome. 

Tak hanya bayi Shaka. Kejadian ini juga pernah dialami oleh sejumlah orang dari berbagai belahan dunia. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (21/7/2020) berikut 4 fenomena kasus sindrom 'putri tidur' yang pernah terjadi di sejumlah negara:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Beth Goodier, Inggris

ilustrasi tidur saat berpuasa/pexels
ilustrasi tidur saat berpuasa/pexels

Beth Goodier asal Inggris mengalaminya pada tahun 2014.

Kala itu, Beth masih berumur 16 tahun. Dalam sehari, gadis itu hanya bangun dua jam saja. Akibat kondisi ini ia tak dapat menjalankan aktifitasnya. Demikian dilansir dari laman BBC.

Segala sesuatu hal yang dibutuhkan oleh Beth bergantung pada campur tangan Janine, sang ibu.

"Saya ingin melakukan sesuatu hal yang sangat produktif seperti gadis-gadis lainnya," ujar Beth.

Pada Oktober 2014, gadis itu berkesempatan menyampaikan sesuatu kepada khalayak ramai soal sindrom yang ia derita. Tujuannya, agar setiap orang dapat mengerti dan waspada soal penyakit langka tersebut.

2. Heather Reed, Kanada

ilustrasi tidur cepat menaikkanberat badan/pexels
ilustrasi tidur cepat menaikkanberat badan/pexels

Kasus seperti ini juga dapat menimpa seorang wanita dewasa. Salah satunya Heather Reed asal Kanada.

Dikutip dari laman Ekspress.co.uk, Heather Reed bekerja sebagai seorang ilmuwan. Karena terkena sindrom tersebut, ia harus kehilangan pekerjaannya sebagai ahli biologi.

Bayangkan saja, selama kurun waktu satu tahun (jika dihitung ada 8.670 jam), wanita ini menghabiskan waktu hingga 8.030 jam hanya untuk tidur.

Setelah terbebas dari belenggu 'sindrom putri tidur', wanita ini mengaku kondisi tersebut sangat berdampak besar dalam kehidupannya.

"Hal ini tentu berdampak dalam hidup saya. Masalahnya, saya merasa seperti menjadi hantu dalam hidup saya sendiri," ujar Heather.

3. Jade Fraizer, Amerika Serikat

[Fimela] tidur nyenyak
ilustrasi tidur nyenyak | unsplash.com/@zohre_nemati

Seorang gadis kecil bernama Jade Fraizer didiagnosa mengidap KLS yang akhirnya menyebabkan dirinya tertidur hingga beberapa hari.

Dikutip dari laman Mirror.co.uk, gejala aneh sudah dirasakan oleh Dee, ibu kandung dari bocah itu.

Anak gadisnya yang masih berusia 11 tahun itu kerap tertidur dalam kelas ketika pelajaran berlangsung. Bahkan ketika hari Natal, Jade juga tertidur.

Melihat kondisi semacam ini, Dee langsung merujuk anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa. Kemudian dokter langsung menyimpulkan bahwa Jade terkena 'sindrom putri tidur'.

4. Louisa Ball, Inggris

Banyak Istirahat dan Tidur
Ilustrasi Istirahat dan Tidur Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Fenomena semacam ini juga pernah terjadi di Inggris pada tahun 2011. Putri tidur yang semula hanya ada dalam cerita dongeng terjadi di dunia nyata.

Dikutip dari laman ABC News, gadis tersebut bernama Louisa Ball asal Worthing. Kala itu, suhu di Inggris begitu dingin dan Louisa mulai tertidur.

Orangtua gadis berusia 17 tahun itu tak mengira jika anak perempuannya tak bangun selama 14 hari. Mereka bahkan mencoba membangunkan putrinya dengan membuat makanan lezat, namun upaya itu gagal.

"Ia bahkan melewatkan sekotak biskuit, lima bungkus keripik yang biasanya jadi makanan favoritnya," ujar Rick Ball, ayah Louisa.

"Ini adalah kasus yang menyerupai hamster yang tengah hibernasi. Saya harus memasukan makanan ke dalam mulutnya sedikit demi sedikit," tambahnya.

Karena tidur selama hampir dua pekan, gadis itu kehilangan berat badan selama 10 kilogram.

Louisa kemudian dirujuk ke rumah sakit di London. Berkat campur tangan pihak medis, gadis itu didiagnosa terkena Kleine-Levin Syndrome (KLS) atau sindrom putri tidur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya