Jika Sudah Final, Universitas Oxford Siap Produksi Massal Vaksin Corona COVID-19

Pemerintah Inggris tak ingin mengklaim sudah berhasil mendapat vaksin untuk manusia. Produksi massal vaksin Virus Corona (COVID-19) yang dikembangkan Universitas Oxford sudah dalam rencana.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Jul 2020, 17:42 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 17:42 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Oxford mengumumkan kabar bahwa vaksin yang mereka uji coba bisa menghasilkan antibodi melawan Virus Corona (COVID-19). Vaksin Corona jenis baru dari Oxford bernama ChAdOx1 nCoV-19.

Vaksin dari Oxford sudah diuji ke 1.077 sukarelawan. Sebanyak 90 persen memperoleh antibodi setelah mendapat satu dosis vaksin.

Pemerintah Inggris berkata akan ada tes dengan skala lebih besar di luar negara itu.

"Akan ada lebih banyak uji coba, dengan lebih banyak pasien - kali ini di Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan; dan dengan anak-anak," ujar pihak Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2020).

Pemerintah Inggris tak ingin mengklaim sudah berhasil mendapat vaksin untuk manusia, tetapi mereka percaya dengan kinerja Universitas Oxford dan mitranya, AstraZeneca. Selain itu, produksi massal vaksin Corona COVID-19 ini juga sudah direncanakan.

"AstraZeneca sedang merencanakan produksi vaksin dalam skala besar. Saya merasa optimis, tapi tetap hati-hati," ujar Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan chargé d'affaires, Rob Fenn.

Lebih lanjut, Fenn berkata Inggris dan Indonesia telah setuju agar biaya vaksin Corona COVID-19 bisa terjangkau.

"Inggris dan Indonesia telah menekankan sejak awal pentingnya vaksin yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Vaksin Sinovac di Indonesia

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Sementara itu, tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat tengah menyiapkan uji klinis fase III vaksin COVID-19 kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, China. Rencananya, vaksin tersebut akan disuntikkan dua kali kepada 1.620 relawan di Bandung.

Uji klinis terhadap 1.620 relawan tersebut baru bisa dilakukan setelah Komite Etik Penelitian Unpad memberikan persetujuan. 

"Begitu Komite Etik sudah oke, kita akan jalan," kata Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil seperti dikutip dari laman resmi unpad.ac.id.

Vaksin COVID-19 tersebut bakal disuntikkan dua kali ke tubuh relawan per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.

Relawan yang disuntikkan vaksin ini haruslah sehat. "Kita cari orang sehat, lalu kita suntikkan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” katanya.

Bila Komite Etik sudah setuju, proses penyuntikkan akan dilakukan di enam tempat, antara lain: Rumah Sakit Pendidikan Unpad, kampus Unpad Dipati Ukur, serta 4 Puskesmas di Kota Bandung.

Uji klinis vaksin COVID-19, kata dokter spesialis anak konsultan ini, tetap memerhatikan keselamatan relawan. Mereka sudah diasuransikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya