Liputan6.com, Riyadh - Haji tahun ini sudah digelar, meski secara terbatas. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi pada Kamis 30 Juli 2020 mengumumkan bahwa jemaah haji sejauh ini bebas dari COVID-19.
"Kondisi kesehatan para jemaah haji, yang akan melakukan puncak ibadah haji di Padang Arafah tahun ini, cukup meyakinkan," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (31/7/2020).
Pihak kementerian mengonfirmasi bahwa sistem terpadu fasilitas kesehatan sudah tersedia di semua lokasi ritual haji, termasuk tindak lanjut penerapan serangkaian langkah pencegahan.
Advertisement
Sementara itu, kementerian tersebut mengumumkan penambahan 1.629 kasus baru Virus Corona COVID-19 di seluruh negara kerajaan tersebut, sehingga total kasus infeksi menjadi 274.219.
Mereka menambahkan bahwa 2.629 kasus telah pulih, sehingga total pasien sembuh menjadi 231.198. Sementara 26 kematian baru telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir, menambah total kematian menjadi 2.842.
Saksikan Juga Video Ini:
Pertama Kalinya, Polisi Wanita Arab Saudi Ikut Amankan Ibadah Haji
Untuk pertama kalinya, petugas polisi wanita Arab Saudi berpartisipasi dengan pasukan keamanan Makkah selama musim haji 2020 atau 1441 Hijriah.
Keterlibatan para petugas polisi wanita tersebut terjadi menyusul pengumuman pemerintah Arab Saudi pada 2019 yang memberikan izin bagi perempuan bergabung dengan dinas kepolisian dan militer.Â
Para polisi wanita kini dapat bergabung dengan rekan-rekan pria mereka dalam menjaga kota suci selama musim haji 2020.
Ibadah haji kali ini sangat berbeda dari biasanya, dengan adanya langkah-langkah ketat untuk menghentikan penyebaran Virus Corona baru.
"Ini adalah sumber kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami. Haji adalah musim yang sangat sibuk bagi kami, tidak seperti hari-hari normal," ungkap salah satu angkatan pertama kadet perempuan yang lulus dari pelatihan kepolisian, Afnan Abu Hussein, kepada Al-Ekhbariya TV.
Rangkaian ibadah haji 2020 telah dimulai pada 29 Juli, ketika para jamaah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah dengan aturan keamanan yang ketat.
Direktur Jenderal Urusan Haji dan Umrah di Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Sari Asiri, mengatakan, "Setiap kelompok jemaah memiliki pemimpin untuk memfasilitasi dan mengendalikan gerakan mereka untuk memastikan jarak sosial."
"Selain itu, setiap kelompok juga didampingi oleh seorang profesional kesehatan untuk memantau status kesehatan jemaah dan membantu mereka ketika dibutuhkan," tambah Sari Asiri.
Untuk memastikan keselamatan para jemaah sebelum kedatangan mereka di Makkah, proses pemeriksaan kesehatan yang ketat juga dilakukan pihak berwenang di Arab Saudi.
Sari Asiri menerangkan, "Kami mengunjungi setiap jamaah di rumah mereka dan melakukan tes secara keseluruhan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka, dan kami memantau setiap hari sampai mereka tiba di hotel mereka di Makkah," seperti dikutip dari Arab News, Kamis (30/7/2020).
Advertisement