Liputan6.com, Florida - Ular piton biasanya tidak ditemukan di daerah Florida, Amerika Serikat. Tetapi hama non-pribumi ini bereproduksi - dan membunuh spesies lain - begitu sering sehingga negara mengambil tindakan luar biasa untuk memerangi mereka.
Baru-baru ini pihak pelindung margasatwa menemukan 5.000 ular piton di daerah Everglades menurut Komisi Konservasi Ikan dan Margasatwa Florida.
Baca Juga
Dari penemuan ular piton itu, margasatwa lain di Florida bisa diselamatkan, ujar Bergeron salah satu anggota dewan pemerintahan Distrik Manajemen Air Florida Selatan.
Advertisement
"Setiap piton invasif yang dibunuh mewakili ratusan satwa liar asli Florida yang diselamatkan," kata pria yang juga dikenal dengan sebutan "Alligator Ron" Bergeron seperti dikutip dari CNN, Kamis (3/8/2020).
"Florida melakukan lebih dari yang seharusnya untuk menangkap ular piton dari Everglades dan melindungi ekosistem ini untuk generasi yang akan datang."
Jika ular piton bukan satwa asli Florida, bagaimana reptil tersebut bisa hidup di wilayah itu?
Pejabat margasatwa mengatakan itu terjadi sebagai akibat dari pelarian hewan peliharaan atau yang dilepaskan. Padahal adalah hal ilegal untuk melepaskan spesies asli ke alam liar.
Ada Perempuan Pelihara Enam Ular Piton di Indonesia
Pada umumnya, gadis remaja senang memelihara hewan-hewan yang menggemaskan seperti kucing, anjing, kelinci, hingga marmut. Namun, hal berbeda dilakukan oleh Chalwa Ismah Kamal.
Gadis berusia 14 tahun ini memelihara ular piton atau ular sanca berukuran besar di kediamannya. Tak hanya satu namun ada 6 sekaligus, melalui akun Tik Tok, ia nampak membagikan penampakan piaraan kesayangannya tersebut beserta kandangnya masing-masing.
Sontak, video dari Chalwa ini pun mengundang reaksi heboh dari warganet. Banyak yang merasa ngeri sekaligus takut melihat keakraban gadis kelahiran tahun 2006 ini dengan ular piaraannya.Â
Menanggapi respons warganet, gadis yang masih duduk di bangku SMP ini sempat memberikan penjelasan singkat bahwa ular yang ia piara sama sekali tidak berbisa dan sudah jinak. Ia pun menyayangkan stereotipe negatif yang tersemat pada ular sehingga banyak orang yang merasa takut.
Reporter: Yohana Belinda dan Mardella Savitri Murtisari
Advertisement