Daerah di Spanyol Terapkan Larangan Merokok untuk Cegah COVID-19

Daerah Spanyol, Galicia, telah menerapkan peraturan dilarang merokok ditempat publik karena dapat meningkatkan transmisi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2020, 07:00 WIB
FOTO: [CERITA] Penghargaan Buat Tenaga Medis yang Gugur di Spanyol
Petugas kesehatan bertepuk tangan untuk mengenang Esteban, perawat yang gugur karena virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa di Leganes, Spanyol, Jumat (10/4/2020). Hingga Minggu (12/4/2020) pagi, total kasus COVID-19 di Spanyol sebanyak 163.027. (Photo by PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP)

Liputan6.com, Galicia - Daerah Spanyol, Galicia, telah menerapkan peraturan dilarang merokok ditempat publik karena dapat meningkatkan transmisi COVID-19, seperti yang dikutip dari BBC, Sabtu (15/8/2020).

Hal ini diterapkan ke tempat publik seperti bar, dan restoran bila social distancing tidak dapat diterapkan oleh seluruh warga. Daerah Galicia adalah daerah yang pertama kali menerapkan aturan tersebut. 

Spanyol menjadi salah satu negara dengan infeksi paling berat di Eropa. 

Kasus harian telah meningkat dari kurang dari 150 pada bulan Juni menjadi lebih dari 1.500 sepanjang Agustus. Ini mencatat 1.690 kasus baru dalam hitungan harian terbaru pada hari Rabu (12 Agustus 2020), sehingga total negara itu menjadi hampir 330.000.

Pelarangan merokok itu diumumkan pada Rabu, 12 Agustus setelah para ahli menuturkan bahwa tidak merokok dapat mencegah penyebaran virus. 

Keputusan dilarang merokok itu juga didukung oleh pemerintah setempat.

Simak video pilihan berikut:

Pencegahan Merokok

Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Dikatakan bila merokok dapat mengakibatkan orang mengeluarkan cairan tubuh, dan berpotensi tertular COVID-19 ketika mereka mengambil nafas dari asap rokok. 

Merokok juga dapat meningkatkan infeksi SARS CoV-2 karena mereka bersentuhan dengan rorok mereka sebelum memasukannya ke dalam mulut yang tidak higeinis. 

Penelitian juga menunjukkan dampak negatif merokok yang lebih luas bagi kesehatan. "Telah terbukti bahwa penggunaan tembakau, dalam bentuk apa pun, memperburuk penyakit pernapasan," katanya.

Tak hanya itu, merokok, juga dapat memperburuk gejala COVID-19.

Presiden regional Alberto Núñez Feijóo pada konferensi pers mengatakan bahwa merokok, dan ditambahnya tidak ada jaga jarak sosial dapat mengakibatkan penularan virus lebih tinggi.

Pulau Canary Juga Menerapkan Hal Serupa

FOTO: Kasus Corona COVID-19 Global Tembus 2 Juta Pasien
Pengendara sepeda melewati grafiti bertema virus corona COVID-19 yang bertuliskan ‘Happy Easter’ pada dinding di Hamm, Jerman, Senin (13/4/2020). Kasus COVID-19 tertinggi di dunia ditempati oleh Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan China. (AP Photo/Martin Meissner)

Pada Kamis, 13 Agustus 2020, Pulau Canary juga mengumumkan hal serupa. Mereka melarang orang merokok di luar ruangan, dimana jaga jarak sosial belum tentu bisa digaransi. Hal itu juga diikuti dengan peraturan menggunakan masker di luar ruangan, atau tempat umum pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Pemerintah di daerah termasuk Madrid, Andalusia dan Valencia juga dilaporkan mempertimbangkan untuk menerapkan larangan merokok mereka untuk daerah masing-masing.

Tindakan serupa telah diberlakukan di tempat lain, seperti di Afrika Selatan di mana penjualan tembakau dilarang pada akhir Maret. Hal itu juga didapatkan dari saran WHO.

Dan di Inggris, sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari satu juta orang telah berhenti merokok sejak pandemi COVID-19 melanda. Saran pemerintah Inggris mengatakan perokok mungkin berisiko mengalami gejala COVID-19 yang lebih parah.

Dokter mengatakan perokok lebih mungkin terkena infeksi saluran pernapasan, dan lebih mungkin mengembangkan komplikasi seperti pneumonia pada tahap yang lebih berat.

 

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya