5-9-1975: Bom Meledak di Hotel Ternama Kota London

Saat itu, kota London dalam keadaan siaga tinggi dan beberapa area ibu kota ditutup karena serangkaian peringatan tipuan menyusul ledakan di hotel Hilton.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Sep 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Liputan6.com, London - Dua orang tewas dan 63 luka-luka ketika bom yang diduga dilakukan Tentara Republik Irlandia Sementara (Provisional Irish Republican Army) IRA meledak di lobi hotel Hilton, pusat kota London, Inggris, pada 5 September 1975.

Peringatan yang menyatakan sebuah perangkat akan meledak di hotel Park Lane dalam waktu 10 menit diterima surat kabar Daily Mail pada 11.55 BST waktu setempat.

Surat kabar tersebut memberi tahu Scotland Yard yang segera mengirim tiga petugas untuk menyelidiki, tetapi mereka tidak dapat mengevakuasi seisi gedung sebelum bom meledak pada 12.18 BST.

Polisi bekerja dengan cepat untuk membersihkan daerah tersebut setelah ledakan karena khawatir akan ada perangkat lain di dekatnya, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (5/9/2020).

Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada hotel dan toko-toko di sekitarnya dengan pecahan kaca tersebar di area yang luas.

Saksi mata mengatakan, polisi tiba hanya lima menit setelah bom meledak. Seorang juru bicara Kepolisian Metropolitan London mengatakan, seorang petugas menelepon Hilton tak lama setelah menerima peringatan itu, tetapi hotel membantahnya.

"Seorang polisi baru saja memberi tahu asisten manajer bahwa dia lebih baik mengungsi ketika bom meledak," kata petugas pers Anne Crewdson.

London dalam keadaan siaga tinggi dan beberapa area ibu kota ditutup karena serangkaian peringatan tipuan menyusul ledakan di hotel Hilton.

IRA mengatakan mereka berada di balik ledakan tersebut. Ini merupakan yang pertama di Inggris sejak pemboman pub Birmingham 10 bulan sebelumnya.

Simak video berikut ini:

Sejarah Lain

Bunda Teresa dan Paus Yohanes Paulus II
Bunda Teresa dan Paus Yohanes Paulus II (AFP)

Sejarah lain mencatat pada tanggal 5 September 1986, pesawat Pan American World Airwayds Boeing 747-121 baru saja tiba di Bandara Internasional Jinnah Karachi, Pakistan setelah menempuh perjalanan beberapa jam dari Bandara Internasional Sahar, Mumbai, India.

Kapal terbang komersial itu rencananya akan terbang lagi menuju Bandara Frankfurt, Jerman. Namun rencana gagal total. Terjadi Pembajakan pesawat yang mengakibatkan 20 orang tewas dan sekitar 150 orang terluka.

4 Orang bersenjata masuk dengan beringas ke dalam pesawat. Dengan mengenakan pakaian petugas bandara, mereka mulai melancarkan aksinya, mengancam para penumpang dan kru pesawat. Senjata api ditembakkan ke penumpang yang jumlahnya mencapai 390 orang, saat malam makin larut.

Tak hanya pistol, para pelaku juga membawa senjata tajam lainnya, termasuk bahan peledak yang membuat penumpang sangat ketakutan.

Selain itu pada tahun 1997, umat Katolik berduka atas kepergian sang Bunda Teresa untuk selamanya. Ia meninggal dunia pada usia 87 tahun.

Seperti dimuat BBC on This Day, Bunda Teresa meninggal karena serangan jantung di lembaga amal yang telah ia dirikan bertahun-tahun, Missionaries of Charity (Misionaris Cinta Kasih), Kolkata, India, sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

Sebelumnya, wanita kelahiran Uskub, Kerajaan Ottoman, 26 Agustus 1910 ini beberapa kali harus dirawat karena penyakitnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Pimpinan Misionaris Cinta Kasih.

Paus saat itu begitu terkejut begitu mendengar kabar Bunda Teresa berpulang. "Dia pergi dengan meninggalkan banyak kebaikan di dunia ini," ujar juru bicara Vatikan yang menyampaikan pesan sang Paus.

Nama Bunda Teresa begitu dikenal karena pengabdiannya selama lebih dari 47 tahun di 123 negara. Selama itu, ia mengorbankan hidupnya untuk membantu dan melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, sekaligus membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India dan selanjutnya di negara lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya