Tensi Capres Joe Biden Vs Donald Trump Naik Lagi, Kali Ini Soal Vaksin COVID-19

Capres rival Joe Biden dan Donald Trump kembali saling serang, kali ini perihal Vaksin Virus Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Sep 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 15:30 WIB
Dalam pidatonya, Trump terus mengkritik saingannya yaitu Joe Biden dari partai Demokrat. Ia menegaskan bahwa kemenangan Biden hanya akan memperburuk krisis yang mengepung Amerika Serikat (AP)
Dalam pidatonya, Trump terus mengkritik saingannya yaitu Joe Biden dari partai Demokrat. Ia menegaskan bahwa kemenangan Biden hanya akan memperburuk krisis yang mengepung Amerika Serikat (AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Donald Trump dan Joe Biden kembali menghina satu sama lain, namun kali ini terkait vaksin Virus Corona COVID-19.

Mengutip BBC, Selasa (8/9/2020), Donald Trump kembali mengisyaratkan bahwa vaksin mungkin tersedia sebelum pemilihan presiden pada bulan November mendatang dan menuduh saingan Demokratnya sebagai "retorika anti-vaksin yang sembrono".

Di sisi lain, Joe Biden menyatakan keraguannya bahwa Trump akan mendengarkan para ilmuwan dan menerapkan proses yang transparan.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mendesak negara-negara bagian untuk mempertimbangkan "persyaratan pembebasan" agar dapat mendistribusikan vaksin paling lambat 1 November, dua hari sebelum pemilihan yang digelar pada 3 November.

Hingga saat ini, masih belum ada vaksin yang menyelesaikan uji klinis. Hal ini pun membuat beberapa ilmuwan takut akan politik daripada kesehatan dan keselamatan yang mendorong penyelesaian pengerjaan vaksin.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Trump vs Biden

Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)
Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS ke-47 (AP/Steven Senne)

Baik Biden dan pasangannya Kamala Harris mempertanyakan kredibilitas presiden dalam masalah ini.

Kamala Harris mengatakan pada hari Minggu bahwa dia tidak akan mempercayai kata-kata Trump bahwa vaksin itu aman, dan Biden juga mempertanyakan apakah masyarakat luas akan mempercayainya juga.

"Dia telah mengatakan begitu banyak hal yang tidak benar. Saya khawatir jika kita memiliki vaksin yang benar-benar bagus, orang akan enggan untuk menerimanya," kata Biden di Pennsylvania pidatonya saat Hari Buruh. Tetapi dia menambahkan bahwa: "Jika saya bisa mendapatkan vaksin besok, saya akan melakukannya. Jika pemilihan itu merugikan saya, saya akan melakukannya. Kami membutuhkan vaksin dan kami membutuhkannya sekarang. Kami harus mendengarkan para ilmuwan."

Trump, yang popularitasnya tertinggal dalam jajak pendapat, membalas pada konferensi pers Gedung Putih. Ia menyebut Biden "bodoh" dan Harris "orang paling liberal di Kongres ... bukan orang yang kompeten menurut saya".

Dia mengatakan mereka "akan menghancurkan negara ini dan akan menghancurkan ekonomi ini", dan menambahkan bahwa mereka "harus segera meminta maaf atas retorika anti-vaksin yang sembrono yang mereka bicarakan sekarang".

Presiden, saat meminta wartawan melepas masker ketika mengajukan pertanyaan, kembali menyarankan vaksin bisa siap bulan depan. 

"Kami akan segera mendapat vaksin, mungkin bahkan sebelum tanggal yang sangat istimewa," yakinnya.

Keyakinan Trump akan Vaksin

20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Trump bersikeras ingin memiliki 300 juta dosis vaksin Virus Corona COVID-19 yang tersedia pada Januari, dan telah menghabiskan ratusan miliar dolar dengan harapan mempercepat pengembangan vaksin yang dalam keadaan biasa bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Ahli penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci, telah mengatakan bahwa itu tidak mungkin tetapi "bukan tidak mungkin" bahwa vaksin dapat memperoleh persetujuan pada bulan Oktober.

Sedangkan Stephen Hahn dari Food and Drug Administration mengatakan mungkin "tepat" untuk menyetujui vaksin sebelum uji klinis selesai jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Tetapi para ilmuwan, Gedung Putih, dan para eksekutif dari lima perusahaan farmasi terkemuka telah menjelaskan bahwa tidak akan ada kompromi tentang keamanan dan efektivitas vaksin.

Tiga uji coba vaksin di AS kini sedang dalam tahap akhir. Masing-masing melibatkan 30.000 orang yang akan disuntik, berjarak tiga minggu, dan kemudian akan dipantau untuk infeksi virus corona dan efek sampingnya selama seminggu hingga dua tahun, lapor Associated Press.

Infografis Donald Trump Vs TikTok

Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Donald Trump Vs TikTok. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya