Polisi Tembak Anak Penyandang Autis di Utah AS

Insiden penembakan oleh polisi di Utah AS terjadi pada seorang anak penyandang autis. Menanggapi kasus tersebut, pihak kepolisian setempat berjanji akan terlibat dalam proses penyelidikan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Sep 2020, 15:35 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2020, 14:20 WIB
Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Salt Lake City- Insiden penembakan oleh polisi di Salt Lake City, negara bagian Utah, AS terjadi pada seorang anak penyandang autis, di mana ibunya telah menghubungi 911 untuk meminta bantuan ketika putranya yang berusia 13 tahun tersebut mulai berteriak dalam tekanan mental.

Akibat insiden itu, anak laki-laki tersebut mengalami luka parah. 

Dikutip dari AFP, Rabu (9/9/2020), ibu dari anak tersebut, Golda Barton mengatakan kepada wartawan bahwa anaknya, Linden Cameron menderita kecemasan perpisahan. 

Cameron dilaporkan bereaksi dengan marah ketika sang ibunda harus kembali bekerja untuk pertama kalinya dalam hampir setahun.

Kemudian, Barton menghubungi 911 untuk meminta bantuan petugas polisi dalam membawa anaknya ke rumah sakit.

"Saya mengatakan kepada mereka, 'Lihat, dia tidak bersenjata, dia tidak punya apa-apa, dia marah dan mulai berteriak dan menjerit. Dia masih anak-anak, dia mencoba untuk mendapatkan perhatian'," terangnya kepada stasiun lokal KUTV.

Ketika anak laki-laki tersebut mulai melarikan diri dari polisi, salah satu petugas melepaskan tembakan dan melukainya dengan tembakan di bahu, usus, kandung kemih dan pergelangan kaki.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Juru bicara polisi, Keith Horrocks.

"Selama pengejaran yang singkat, seorang petugas menembakkan senjatanya dan mengenai subjek," jelas Horrocks kepada wartawan.

"Mengingat ancaman senjata, mereka tiba di daerah itu dan melakukan kontak dengan laki-laki ini, laki-laki tersebut melarikan diri dengan berjalan kaki," kata Horrocks.

Anak berusia 13 tahun itu, menurut Horrocks, dicurigai telah "mengancam beberapa orang dengan senjata". Namun ia kemudian mengakui bahwa sejauh ini belum ditemukan adanya senjata di lokasi penembakan oleh polisi.

Insiden yang terjadi di negara bagian Utah, AS itu pun memicu reaksi keras di antara kelompok-kelompok advokasi disabilitas lokal.

Saksikan Video Berikut Ini:

Kepolisian Berjanji Terlibat dalam Penyelidikan

Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)

Menanggapi insiden yang dialami anak laki-laki tersebut, departemen kepolisian setempat menyampaikan janjinya untuk bekerja sama dengan berbagai investigasi. 

Dikutip dari Associated Press, Departemen Kepolisian Salt Lake City mengkonfirmasi adanya panggilan terhadap para petugas ke sebuah rumah di Glendale, Utah, pada Jumat malam (4 September) dengan laporan tentang seorang anak laki-laki yang mengancam orang dengan senjata. 

"Tim protokol yang terdiri dari petugas dari berbagai lembaga yang tidak memiliki hubungan dengan Departemen Kepolisian Salt Lake City melakukan penyelidikan independen. Kami bekerja sama sepenuhnya dengan tim protokol yang ditugaskan untuk kasus ini," terang Departemen Kepolisian Salt Lake City dalam pernyataannya. 

"Dewan Peninjau Sipil kota dan Urusan Internal kami sendiri juga akan melakukan penyelidikan terpisah secara paralel," tambah departemen kepolisian tersebut.

Saat ini, anak laki-laki tersebut sedang dalam masa pemulihan di rumah sakit dengan kondisi serius.

Golda Barton mengatakan, bahwa anaknya mengalami cedera di bahu, pergelangan kaki, usus dan kandung kemih.

Dalam pernyataan terpisah, Wali Kota Salt Lake City, Erin Mendenhall menyebutkan bahwa penembakan itu merupakan sebuah tragedi. Ia pun juga menyerukan dilakukannya penyelidikan secara cepat dan transparan.

Rincian lebih lanjut terkait kasus penembakan itu diharapkan akan diberikan dalam 10 hari kerja ketika rekaman dari body camera polisi dirilis, seperti yang dipersyaratkan di bawah peraturan kota.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya