5 Pejabat Korea Utara Ditembak Mati Usai Kritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong-un

Korea Utara dikabarkan telah mengeksekusi lima pejabat di Kementerian Ekonomi setelah mereka mengkritik kebijakan pemimpin tertinggi Kim Jong-Un, menurut laporan.

oleh Hariz Barak diperbarui 13 Sep 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2020, 20:30 WIB
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Pandemi COVID-19
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi kompetisi penembakan artileri di Korea Utara, Jumat (20/3/2020). Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ketika dunia menghadapi pandemi virus corona COVID-19. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara dikabarkan telah mengeksekusi lima pejabat di Kementerian Ekonomi setelah mereka mengkritik kebijakan pemimpin tertinggi Kim Jong-un, menurut laporan.

Diperkirakan bahwa pejabat partai komunis dieksekusi mati oleh regu tembak pada 30 Juli 2020, setelah mereka berbicara tentang kebijakan ekonomi rezim yang telah membuat negara itu menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Rincian percakapan mereka dikatakan telah dilaporkan kembali ke atasan mereka sebelum mereka dipanggil ke sebuah pertemuan dan ditangkap oleh polisi rahasia.

Kelima pria tersebut, yang menghadiri pesta makan malam, secara terbuka membahas ekonomi yang stagnan serta perlunya reformasi industri karena terus memproduksi sedikit barang konsumsi untuk warganya yang miskin.

Dilaporkan bahwa para karyawan juga berbicara tentang perlunya Korea Utara mencari kerja sama asing untuk mengatasi sanksi perdagangan yang membayangi, menurut outlet media Korea Selatan yang fokus melaporkan peristiwa di Utara, DailyNK, dikutip dari Daily Mail, Minggu (13/9/2020).

Outlet tersebut mengatakan bahwa kepala Kementerian Ekonomi, serta Kim Jong-un sendiri, diberitahu tentang komentar tersebut sebelum pihak berwenang meluncurkan penyelidikan internal.

Dipercaya bahwa para pejabat yang tidak menaruh curiga dipanggil ke sebuah pertemuan sebelum mereka ditangkap, dipaksa untuk mengaku melakukan tindakan yang merusak rezim, dan dieksekusi.

Daily NK juga mengatakan bahwa keluarga mereka dipindahkan ke kamp tahanan politik di Yodeok, Hamgyeongnam-do, yang terkenal karena menampung para pembangkang.

Eksekusi yang dituduhkan telah memicu kekhawatiran bahwa pembersihan telah kembali setelah awalnya menyapu negara itu pada tahun 2011 menyusul kematian mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il.

Itu terjadi setelah dilaporkan bahwa Kim Jong-un menampilkan jasad pamannya --seorang jenderal yang kuat-- dengan kepala terpenggal usai dieksekusi dengan regu tembak.

Simak video pilihan berikut:

Pamer Jasad Pamannya yang Tak Berkepala, Jang Song Thaek

Jang Song Thaek dan Kim Jong-un (AP)
Paman Kim Jong-un, Jang Song Thaek dieksekusi tahun 2013 karena tuduhan makar kepada Kim Jong-un (AP)

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un disebut pernah memamerkan jenazah pamannya sendiri, di mana jasad tak berkepala itu diperlihatkan kepada sejumlah pejabat senior negara --menurut penuturan Donald Trump dalam sebuah buku biografi sang presiden AS yang akan terbit.

Jang Song Thaek, paman pemimpin Korea Utara dan salah satu tokoh yang sangat kuat di dalam rezim, 'disingkirkan' atas tuduhan makar dan korupsi pada tahun 2013, dalam apa yang secara luas dipandang sebagai praktik penegakan kekuasaan tanpa ampun dari Kim Jong-un, demikian seperti dikutip dari the Japan Times, Sabtu (12/9/2020).

Kim Jong-un "memberitahuku segalanya. Memberitahu saya segalanya," kata Trump kepada jurnalis investigasi the Washington Post, Bob Woodward, menurut bukunya yang akan datang "Rage".

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya