Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mendapat dukungan dari Uni Eropa. Kebijakan PSBB dinilai kunci untuk mengendalikan COVID-19.
Dubes Uni Eropa di Indonesia, Vincent Piket berkata kondisi semua orang masih rentan karena vaksin belum kunjung ditemukan. Ia menilai pemerintah dan tiap orang memiliki peran untuk meredam penyebaran virus ini.
Advertisement
Baca Juga
"Gubernur Jakarta telah menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB), ini adalah langkah kunci untuk mengendalikan pandemi ini. Tetapi perubahan hanya akan terjadi jika semua orang terlibat," ujar Dubes Piket kepada Liputan6.com, Selasa (15/9/2020).
"Semua orang punya peran untuk memperlambat penyebaran virus ini dengan menghormati saran layanan kesehatan masyarakat dan mematuhi aturan-aturan PSBB," jelas Dubes Piket.
Selama PSBB berlangsung, Delegasi Uni Eropa di Jakarta kembali menerapkan Work From Home (WFH) sejak Senin 14 September 2020. Pihak Uni Eropa berusaha agar aktivitas kedutaan dan keselamatan staf dan keluarganya dapat sama-sama terjaga.
Dubes Piket juga berpesan kepada masyarakat Uni Eropa di Jakarta agar mengikuti aturan social distancing dan aturan kesehatan selama PSBB, terutama jika kebijakannya sering berubah-ubah.
"Virusnya tidak akan bisa terkendali kecuali masing-masing diri kita, anggota keluarga, dan orang-orang terdekat kita memainkan perannya," ujar Dubes Piket.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Proyek Hijau dan Bantuan Team Europe ke Indonesia
Dubes Piket berkata Uni Eropa telah menyalurkan dana ke Indonesia untuk mendukung Indonesia untuk meredam pandemi. Bantuan itu disalurkan lewat skema Team Europe.
"Hingga kini, Team Europe telah memobilisasi 200 juta euro untuk mendukung Indonesia. Di saat-saat sulit, Indonesia bisa mengandalkan UE. Kami siap untuk mendukung langkah-langkah pemerintah untuk menangani dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi di Indonesia," ujar Dubes Piket.
Uni Eropa juga berkata negosiasi terkait EU-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) tetap berlanjut. Dubes Piket menyebut EU-CEPA akan menjadi kemenangan kedua belah pihak.
Proyek lain yang diprioritaskan Uni Eropa adalah agenda hijau yang disebut EU Green Deal. Kebijakan itu bertujuan agar pada 2050 ekonomi Eropa bisa bebas dari karbon.
Indonesia dianggap Uni Eropa sebagai mitra potensial dalam proyek itu.
"UE melihat Indonesia sebagai mitra yang tak bisa digantikan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi masa depan. Maka dari itu kita ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk agenda strategi hijau," ujar Dubes Piket.
Advertisement