Liputan6.com, Washington - Bernyanyi di dalam ruangan tanpa masker, akan memiliki resiko untuk menyebarkan COVID-19. Itulah kesimpulan dari peneliti setelah melakukan penelitian terhadap paduan suara.
Dikutip dari upi.com, Rabu (23/9/2020), di Skagit Valley Washington, seorang dengan gejala COVID-19 yang ringan menghadiri latihan paduan suara dalam ruangan selama 2,5 jam, pada 10 Maret lalu. Selama beberapa minggu berikutnya, lebih dari 50 orang yang pernah mengikuti latihan tersebut jatuh sakit dan dua di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga
"Studi ini mendokumentasikan dengan sangat rinci bahwa satu-satunya penjelasan yang masuk akal untuk peristiwa penyebaran COVID-19 ini adalah penularan oleh aerosol," imbuh Shelly Miller, seorang profesor teknik mesin di University of Colorado Boulder.
Advertisement
Aerosol merupakan partikel cair yang berada di udara, disebabkan karena bersin manusia dan beberapa faktor lainnya.
"Udara bersama itu penting karena Anda dapat menghirup apa yang dihembuskan orang lain meskipun mereka jauh," tambah Shelly.
Penyanyi di ruang tersebut tidak saling menyentuh atau berbagi suatu benda. Namun mereka tidak menggunakan masker di dalam ruangan itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ventilasi Buruk Penyebab Endapan Aerosol di Ruangan
Menurut peneliti, ventilasi yang buruk menyebabkan aerosol dan panas dari penyanyi bercampur dengan udara ruangan.
"Menghirup aerosol dari 'udara bersama' adalah faktor utama penularan," imbuh Jimenez adalah seorang profesor kimia di Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences.
Para peneliti memperkirakan bahwa mempersingkat latihan menjadi 30 menit akan mengurangi tingkat infeksi dari 87% menjadi 12%. Jika masker dipakai, jumlah orang yang terinfeksi akan turun dari 52 menjadi lima, tambah mereka.
Profesor Miller menunjukkan bahwa "bernyanyi diketahui melepaskan aerosol dalam jumlah tinggi."
"Penelitian tersebut menambah bukti yang luar biasa bahwa transmisi aerosol memainkan peran utama dalam mendorong pandemi dan terutama dalam peristiwa penyebaran super," tegas Profesor Jimenez.
Penemuan ini dipublikasikan bulan ini di jurnal Indoor Air.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement