Negosiator Ulung Palestina Saeb Erekat Kritis Akibat COVID-19

Saeb Erekat adalah tokoh politik dan diplomasi yang berpengaruh di Palestina. Kondisinya menurun dan sudah dinyatakan positif COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Okt 2020, 17:23 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 17:23 WIB
Garda Depan Melawan Pandemi COVID-19 di Kota Gaza
Dokter Palestina mengenakan pakaian pelindung saat mereka bekerja di ruang gawat darurat Rumah Sakit al-Quds di Kota Gaza, 7 September 2020. Lusinan petugas kesehatan garis depan telah terinfeksi COVID-19, memberikan pukulan baru ke rumah sakit yang kelebihan beban. (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Ramallah - Negosiator Palestina Saeb Erekat berada di kondisi kritis akibat COVID-19. Ia dinyatakan positif terinfeksi pada 19 Oktober.

Saeb Erekat merupakan negosiator ternama dari Palestina. Ia juga berada di lingkaran dalam Presiden Mahmoud Abbas.

Menurut laporan Arab News, Senin (19/10/2020), Erekat masuk rumah sakit Hadassah Ein Kerem pada Minggu 18 Oktober 2020. Ia masuk ICU karena masalah penapasan.

Pada Senin pagi, kondisinya menurun dan kini kritis karena masalah pernapasan. Ia telah dianestesi dan diberikan bantuan pernapasan.

Erekat pernah melalui prosedur transplansi paru-paru pada 2017, hal itu membuat kondisinya semakin parah. Pihak RS berkata Erekat memiliki infeksi bakterial lain di samping COVID-19.

Kini, RS telah menghubungi pakar kesehatan internasional untuk membantu menangani kondisi Erekat.

Saeb Erekat adalah tokoh politik dan diplomasi yang aktif selama berpuluh-puluh tahun di Palestina. Ia mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Hingga kini totalnya ada lebih dari 42 ribu kasus COVID-19 di Tepi Barat, termasuk 381 korban meninggal.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Update 19 Oktober: Kasus COVID-19 Nyaris 40 Juta, Indonesia Tertinggi di ASEAN

Penjualan Mobil Menurun di 2019
Sejumlah mobil melintas di jalan Sudirman, Jakarta, Senin (10/2/2020). Pada tahun 2019, industri otomotif nasional mengalami penurunan penjualan, terutama kendaraan komersial yang turun 18, 26 persen atau sekitar 94.000 unit. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kasus COVID-19 di seluruh dunia sudah mencapai 39,8 juta. Angka itu naik 200 ribu dari hari sebelumnya. Total kasus 40 juta sudah di depan mata mengingat kasus di dunia sedang melonjak.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Senin pagi (19/10/2020), tiga kasus tertinggi berada di Amerika Serikat (8,1 juta), India (7,4 juta), dan Brasil (5,2 juta). Tiga kasus kematian tertinggi juga berasal dari negara-negara tersebut.

Kasus COVID-19 di Eropa sedang mulai melonjak. Ini terlihat dari Prancis yang sudah kembali masuk 10 besar dengan 876 ribu kasus. Inggris berada di peringkat 11. 

Negara seperti Belanda mulai mengimbau masyarakat agar tidak travel. Raja dan ratu Belanda yang ketahuan jalan-jalan ke Yunani langsung pulang setelah mendapat banjir kritikan dari parlemen dan masyarakat di media sosial.

Menurut data tersebut, Indonesia kembali menjadi negara dengan kasus nomor 1 terbanyak di dalam daftar negara ASEAN, Totalnya ada 361 ribu kasus. Setelahnya ada Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Brunei, dan  Laos.

Kasus COVID-19 di China terpantau sama sekali tak ada lonjakan. Sejak beberapa pekan terakhir, kasus di China masih berjumlah 90 ribu kasus.

Sementara itu jumlah pasien sembuh di seluruh dunia mencapai 27,4 juta pasien. Tiga pasien sembuh terbanyak berasal dari India (6,5 juta), Brasil (4,5 juta), dan Amerika Serikat (3,2 juta).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya