Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus positif Virus Corona COVID-19 di dunia mencapai 40.795.980. Indonesia masih menjadi negara di kawasan ASEAN dengan kasus tertinggi dengan jumlah 368.842 berdasarkan data dari Johns Hopkins University and Medicine.
Baca Juga
Advertisement
Lewat angka kasus ini, Indonesia juga berada di urutan ke-5 di Asia setelah India, Iran, Irak dan Bangladesh, seperti dikutip dari laman coronavirus.jhu.edu/map, Rabu (21/10/2020).
Jumlah kematian di Indonesia akibat virus ini yaitu 12.734 dan 293.653 telah dinyatakan sembuh. Sementara itu, Amerika Serikat masih menjadi negara paling terdampak.
Tercatat, ada 8.274.797 kasus Corona COVID-19 dengan angka kematian 3.295.148 dan 221.076 kematian. Diikuti oleh India dengan 7.651.107 kasus.
Di urutan selanjutnya, ada Brasil, Rusia, Argentina, Spanyol dan Colombia.
Menurut data dari Johns Hopkins University and Medicine, angka penyebaran Corona COVID-19 ini dihimpun dari 189 wilayah dan negara di seluruh dunia.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Perkembangan Vaksin
Peneliti menemukan sejumlah kendala. Bukan hanya soal keterbatasan, tetapi kepercayaan masyarakat pada vaksin yang dianggap menjadi satu-satunya jalan keluar untuk pandemi saat ini.
penelitian menunjukkan bahwa minoritas yang cukup besar di beberapa negara mungkin enggan divaksinasi COVID-19, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.
Dengan sedikit perawatan yang efektif dan tidak ada obat untuk Virus Corona, perusahaan dan pemerintah berlomba untuk mengembangkan vaksin dalam upaya menghentikan pandemi.
Tetapi ada kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa "keraguan vaksin" juga meningkat, dengan informasi yang salah dan ketidakpercayaan mewarnai penerimaan masyarakat terhadap kemajuan ilmiah.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan Selasa, 20 Oktober di Nature Medicine, para peneliti di Spanyol, Amerika Serikat dan Inggris mensurvei 13.400 orang di 19 negara yang terpukul parah oleh Virus Corona COVID-19.
Peneliti menemukan bahwa sementara 72 persen responden mengatakan mereka akan diimunisasi, sementara 14 persen menolak dan 14 persen lainnya ragu-ragu.
Ketika diekstrapolasi di seluruh populasi, ini bisa berjumlah puluhan juta orang yang mungkin menghindari vaksinasi, kata para peneliti.
"Temuan ini harus menjadi seruan untuk bertindak bagi komunitas kesehatan internasional," kata penulis Heidi Larson, yang menjalankan Proyek Kepercayaan Vaksin di London School of Hygiene and Tropical Medicine.
"Jika kita tidak mulai membangun literasi vaksin dan memulihkan kepercayaan publik pada sains saat ini, kita tidak dapat berharap untuk menahan pandemi ini."
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang paling tidak percaya pada pemerintah mereka cenderung tidak menerima vaksin.
Advertisement