Update 27 Oktober: 43,5 Juta Kasus COVID-19 di Dunia, Prancis Masuk 5 Besar

Negara-negara Eropa seperti Prancis sedang menghadapi gelombang baru COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Okt 2020, 16:52 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 16:52 WIB
FOTO: Pandemi COVID-19, Permintaan Peti Mati di Prancis Melonjak
Pekerja menata peti mati di sebuah perusahaan di Ris Orangis, Prancis, Selasa (14/4/2020). (AP Photo/Rafael Yaghobzadeh)

Liputan6.com, Jakarta - Total kasus COVID-19 di dunia mencapai angka 43,5 juta. Kasus di Eropa masih terus meningkat seiring datangnya musim dingin.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Selasa (27/10/2020), negara-negara dengan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat (AS), India (7,9 juta), Brasil (5,4 juta), Rusia (1,5 juta), dan Prancis (1,2 juta).

Selama beberapa bulan, Rusia adalah satu-satunya negara Eropa yang masuk lima besar sebelum akhirnya ditemani Prancis.

Jumlah kematian akibat COVID-19 di dunia mencapai 1,16 juta. Pasien meninggal terbanyak berasal dari AS (225 ribu), Brasil (157 ribu), dan India (119 ribu). Meski demikian, psien sembuh di negara-negara tersebut sudah di atas 1 juta.

Prancis mencatat 35 ribu orang meninggal akibat COVID-19 dan 115 ribu pasien sembuh.

Kasus COVID-19 di China masih terpantau tidak ada lonjakan meski ada tes massal di daerah Xinjiang. Total kasus di negara itu berjumlah 91 ribu.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kasus di Pabrik Xinjiang

Urumqi Kampanyekan Sanitasi Cegah Virus Corona di Xinjiang
Petugas mendisinfeksi jalan di Urumqi, Daerah Otonomi Xinjiang, China barat laut, Rabu (4/3/2020). Urumqi mengampanyekan sanitasi di seluruh kota guna mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). (Xinhua/Wang Fei)

China mendeteksi 137 kasus COVID-19 tanpa gejala di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang per Minggu 25 Oktober 2020. Semua kasus itu berada di Prefektur Kashgar.

Kasus ditemukan setelah seorang gadis desa berusia 17 tahun dinyatakan positif pada tes PCR. Ia tak memiliki gejala.

Berdasarkan laporan Xinhua, kasus COVID-19 yang merebak di Xinjiang berasal dari sebuah pabrik tempat orangtua gadis itu bekerja. Pabrik itu berada di kabupaten Shufu.

Gadis itu ditempatkan dengan karantina untuk diobservasi di Kashgar. Saat dikarantina gadis itu tetap tidak menunjukan gejala COVID-19 seperti demam atau batuk.

 


2,8 Juta Orang Diperiksa

Layanan Pengantaran Barang Saat Covid-19 di Urumqi
Perangkat masyarakat mengantarkan barang di permukiman Xihebaqianjie di Urumqi, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China, 3 Agustus 2020. Menggunakan sepeda sederhana dan sepeda listrik, sebuah tim layanan mengantarkan barang kebutuhan sehari-hari serta obat-obatan bagi warga. (Xinhua/Zhao Ge)

Pemerintah China telah melakukan investigasi epidemiologis sejak Sabtu 24 Oktober 2020.

Deputi direktur komisi kesehatan regional, Gu Yingsu, berkata telah memerksa semua kontak dekat kasus COVID-19. Mereka juga dikarantina.

Sejak Sabtu, Kashgar telah mengambil sampel dari 2,83 juta penduduk. Hasilnya sudah keluar untuk 334.800 orang.

Prefektur Kashgar berjanji akan menyediakan tes untuk 4,75 juta orang, termasuk 245 ribu di Shufu.


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya