Cawapres Kamala Harris Berpotensi Jadi Presiden AS di 2024

Kamala Harris berpotensi menjadi capres AS jika Joe Biden menang tahun ini.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Nov 2020, 12:08 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 09:52 WIB
Debat Cawapres AS
Senator Kamala Harris dari Partai Demokrat mengemukakan pendapatnya pada Debat cawapres Amerika Serikat di Kingsbury Hall, Universitas Utah di Salt Lake City, Rabu (7/10/2020). Dalam debat, Harris dan duduk dan penantangnya, Mike Pence diberi sekat kaca. (AP Photo/Patrick Semansky)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Kamala Harris diprediksi menjadi calon presiden Amerika Serikat pada 2024. Jalan Kamala diprediksi mulus apabila Joe Biden menang di pemilu AS 2020.

"Kalau Kamala Harris naik mencalonkan di 2024, dan itu untuk pemilih wanita merupakan satu daya tarik sendiri untuk mendukung supaya mereka masuk Gedung Putih," ujar Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu dalam bincang pemilu AS bersama Liputan6.com, Rabu (4/11/2020).

Perkiraan Kamala Harris sebagai capres sudah lama beredar di perbincangan politik AS. Pendukung Donald Trump kerap menyindir bahwa memilih Joe Biden sama saja memilih Kamala Harris.

Pada pemilu AS 2020, Kamala Harris dinilai memberikan daya tarik bagi pemilih perempuan serta minoritas. Seperti diketahui, Kamala merupakan keturunan kulit hitam dan India.

Usia Kamala Harris juga masih muda, yakni 56 tahun. Kamala hanya sedikit lebih muda dari Mantan Presiden Barack Obama.

"Kamala potensial, sangat energik dan tentu menarik kalangan perempuan untuk memilih Joe Biden," jelas Aleksius.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kekuatan Mike Pence

Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence tiba untuk rapat umum kampanye di Bandara Cherry Capital, Senin, 2 November 2020, di Traverse City, Mich.
Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence tiba untuk rapat umum kampanye di Bandara Cherry Capital, Senin, 2 November 2020, di Traverse City, Mich. (AP Photo / Evan Vucci)

Pada Pemilu AS 2020, Donald Trump kembali maju bersama Wapres Mike Pence.

Kepribadian Mike Pence lebih introvert dibandingkan Donald Trump yang sangat ektrovert. Mike Pence notabene berhaluan religius dan memiliki kemampuan untuk membawa Donald Trump ke kubu agama Evangelical.

Pemilih Evangelical relatif berpengaruh pada politik AS di beberapa negara bagian.

"Mike Pence saya pikir dia membawa konsituen Evangelical. Mike Pence yang membawa Trump ke kelompok itu dan itu cukup kuat," jelas Aleksius.

Wapres Tak Cukup Berpengaruh?

Debat Cawapres AS
Wakil Presiden Mike Pence melihat penantangnya, Senator Kamala Harris dari Partai Demokrat saat menjawab pertanyaan pada Debat cawapres Amerika Serikat di Kingsbury Hall, Universitas Utah di Salt Lake City, Rabu (7/10/2020). (AP Photo/Morry Gash, Pool)

Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang juga mantan Dubes RI untuk Amerika  Dino Patti Djalal menyebut, cawapres tidak terlalu berpengaruh di pemilu AS. Setiap pemilu selalu menyorot sosok capres.

"Semua pemilu di AS is always about president, jadi faktor cawapres gak terlalu penting untuk pemilu," ujar Dino.

Dino menjelaskan bahwa cawapres tetap memilik peran sebagai penyeimbang. Sebagai contoh, jika sosok capres terlalu ke kiri (liberal), maka cawapres bisa menyeimbangkan dengan membawa ke spektrum tengah (moderat).

"Jadi (cawapres) tidak terlalu penting dalam arti pemilu amerika selalu, always, presidential candidate," ujar Dino.

Peta Hasil Pemilu AS 2020

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya