Belum Seminggu Menjabat, Presiden Interim Peru Mengundurkan Diri Usai Didemo Rakyat

Presiden interim Peru Manuel Merino mengundurkan diri usai dua orang tewas dalam unjuk rasa terhadap pemerintahannya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Nov 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi bendera Peru (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Peru (AFP Photo)

Liputan6.com, Lima - Presiden sementara Peru telah mengundurkan diri, sehari setelah dua orang tewas dalam protes terhadap pemerintahnya.

Melansir BBC, Senin (16/11/2020), Manuel Merino, mantan juru bicara Kongres, menduduki jabatan itu kurang dari seminggu.

"Saya ingin memberi tahu seluruh negeri bahwa saya mengundurkan diri," kata Merino dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu.

Dia menggantikan Presiden Martín Vizcarra setelah dia dimakzulkan pada hari Senin atas tuduhan penyuapan, yang dia bantah.

Politisi senior telah menyerukan pengunduran diri Merino setelah tindakan keras terhadap demonstrasi terhadapnya. Dua belas menteri dari kabinet yang baru-baru ini diangkat mengundurkan diri pada Minggu pagi sebagai protes terhadap kebrutalan polisi dan penanganannya terhadap krisis.

 

Demonstrasi Terhadap Pemerintah

Potret Menarik Dunia Sepekan
Seorang pengunjuk rasa memegang suar di tengah gas air mata yang disemprotkan oleh polisi untuk membubarkan mereka yang mencoba menuju ke Kongres dalam demonstrasi menentang pencopotan Presiden Martin Vizcarra, di Lima, Peru paad 12 November 2020. (AP Photo/Rodrigo Abd)

Puluhan ribu demonstran juga telah mengambil bagian dalam protes terhadap pencopotan Vizcarra dalam beberapa hari terakhir. Mereka menuduh Kongres melakukan kudeta parlemen.

Selama ini, Vizcarra telah menikmati dukungan yang berkelanjutan di antara banyak pemilih atas upayanya untuk melakukan reformasi. Protes yang dilakukan pada hari Sabtu di Lima sebagian besar berlangsung damai tetapi bentrokan pecah menjelang malam antara polisi dan pengunjuk rasa.

Polisi dilaporkan menembakkan gas air mata dan peluru senapan untuk mengusir para pengunjuk rasa, bahkan beberapa di antaranya telah melemparkan kembang api dan batu.

Dua pria, satu berusia 24 dan 25 lainnya, tewas akibat aksi unjuk rasa tersebut.

Pejabat medis mengatakan mereka meninggal karena luka tembak. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya