WHO Sebut Kasus COVID-19 di Timur Tengah Terancam Makin Parah

WHO berkata gelombang dua COVID-19 di Timur Tengah akan lebih mematikan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Nov 2020, 13:59 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 07:40 WIB
ibadah haji di tengah pandemi COVID-19
Sejumlah jemaah saling jaga jarak saat melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah di dalam Masjidil Haram saat melakukan rangkaian ibadah haji di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020). Karena pandemi virus corona COVID-19, pemerintah Arab Saudi hanya membolehkan sekitar 10.000 orang. (AP Photo)

Liputan6.com, Kairo - Arab Saudi baru saja membuka umrah untuk jemaah interasional. Kini, WHO memperingatkan ancaman gelombang baru COVID-19 di Timur Tengah yang lebih berbahaya jika masyarakat lengah.

Direktur regional WHO di Mediterania, Ahmed Al-Mandhari, mengaku khawatir melihat negara-negara di Timur Tengah mulai melonggarkan aturan setelah adanya lockdown pada awal tahun.

Saat berbicara di Kairo, Mesir, Al-Mandhari menyebut tindakan fundamental seperti social distancing dan memakai masker "tidak dipraktekan secara penuh di wilayah kita." Hasilnya, Ahmed Al-Mandari menyebut rumah sakit semakin penuh.

Wilayah belahan utara dunia mulai memasuki musim dingin. Kasus COVID-19 pun sudah melonjak di Eropa.

Ahmed Al-Mandhari berkata 76 ribu orang meninggal di wilayah tugasnya. Ia berkata butuh tindakan untuk mencegah lebih banyak nyawa yang meninggal.

Selama sepekan terakhir, 60 persen kasus di daerah itu berasal dari Iran, Yordania, dan Maroko. Pakistan dan Lebanon sudah lockdown. Angka kematian harian juga tinggi di Yordania, Tunisia, dan Lebanon.

Daerah yang terdampak paling parah dari COVID-19 di Timur Tengah adalah Iran. Total kematiannya mencapai 43 ribu.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menunggu Vaksin COVID-19

ibadah haji di tengah pandemi COVID-19
Sejumlah jemaah saling jaga jarak saat melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah di dalam Masjidil Haram saat melakukan rangkaian ibadah haji di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020). Karena pandemi COVID-19, pemerintah Saudi hanya membolehkan sekitar 10.000 orang. (Saudi Media Ministry via AP)

Iran masih enggan melakukan lockdown. Pakistan sedang khawatir tentang acara kumpul-kumpul di musim dingin.

Tunisia justri ingin melonggarkan protokol agar ekonomi terjaga meski kasus COVID-19 sedang melonjak.

Al-Mandhari dari WHO mengingatkan bahwa vaksin adalah satu-satunya harapan. Namun, ia tak bisa memastikan kapan vaksin bisa tersedia bagi semua orang.

"Kita tidak tahu kapan itu bisa terwujud," ujarnya.

Iran Cemas Angka Kematian Akibat COVID-19 Bertambah 2 Kali Lipat

Iran Sulap Pusat Pameran Jadi Rumah Sakit COVID-19
Petugas berpakaian pelindung berjalan melewati deretan tempat tidur di rumah sakit sementara khusus pasien virus corona COVID-19 di Teheran, Iran, Kamis (26/3/2020). Rumah sakit sementara yang dibangun di pusat pameran internasional ini memiliki 2.000 tempat tidur. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Iran khawatir warga yang terpapar COVID-19 bisa bertambah dua kali lipat jika masyarakat tak patuh protokol kesehatan. Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki berkata, ini adalah kesempatan terakhir.

"Ini adalah kesempatan terakhir agar sistem kesehatan kita pulih, jika masyarakat gagal, kita akan kalah dari dan mencapai angka kematian hingga 4-digit," ujar Menkes Iran seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu 18 November 2020.

Saeed Namaki mengatakan, jumlah itu adalah 'jurang yang dalam' dan sulit bagi negara untuk keluar dari situasi itu.

Saat ini, Iran dan Eropa mulai memasuki musim dingin sehingga dikhawatirkan kasus COVID-19 melonjak. Negara-negara Eropa sudah mencatat lonjakan kasus COVID-19. Prancis juga menerpkan lockdown kembali.

Infografis COVID-19:

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya