Aksi Lempar Jeroan Babi Terjadi di Taiwan Akibat Masalah Impor

Partai oposisi Taiwan menolak izin impor produk babi dari Amerika Serikat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2020, 18:00 WIB
Orang-orang menghadiri pawai pro-buruh tahunan "Perjuangan Musim Gugur" untuk memprotes pencabutan pembatasan pada daging babi AS yang mengandung aditif pakan raktopamin di Taipei pada Minggu, 23 November 2020.
Orang-orang menghadiri pawai pro-buruh tahunan "Perjuangan Musim Gugur" untuk memprotes pencabutan pembatasan pada daging babi AS yang mengandung aditif pakan raktopamin di Taipei pada Minggu, 23 November 2020. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Taipei - Partai oposisi di Taiwan melempar jeroan babi di dalam gedung parlemen. Mereka menolak aturan impor babi dari Amerika Serikat. Tindakan pendemo dikritik oleh anggota parlemen karena dianggap mubazir.

Dilansir VOA Indonesia, Sabtu (28/11/2020), beberapa anggota parlemen dari partai oposisi melemparkan sejumlah organ tubuh babi ke ruang sidang parlemen Taiwan, Jumat (27/11). Mereka protes keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan impor daging babi dari Amerika Serikat.

Sidang parlemen Taiwan memang terkenal sering mengalami kekacauan ketika para anggotanya terlibat dalam argumentasi. Namun, kejadian yang berlangsung pada Jumat belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejumlah legislator dari partai oposisi Kuomintang (KMT) membuang berember-ember jeroan babi ke lantai ruang debat dan kemudian melemparkan usus, hati, dan organ-organ lain itu ke arah lawan debat mereka.

Pemerintah Taiwan baru-baru ini mengumumkan akan mengizinkan impor daging babi AS yang diberi makan dengan bahan aditif ractopamine mulai 1 Januari.

Bahan aditif itu dapat menurunkan kadar lemak daging babi namun dilarang di banyak negara, seperti di China dan Uni Eropa.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Hubungan Dagang

Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Para pejabat di Washington menegaskan, pembatasan terhadap impor daging babi dan daging sapi AS yang diberlakukan Taiwan adalah batu sandungan utama bagi penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-Taiwan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan partainya, Partai Progresif Demokratik (DPP), yang memiliki mayoritas kuat di parlemen, berharap pelonggaran pembatasan itu akan membuka jalan bagi terwujudnya kesepakatan.

Namun banyak orang di Taiwan menentang impor daging babi AS, dan KMT memanfaatkan isu ini untuk memajukan agenda mereka setelah serangkaian kekalahan pemilu yang menyakitkann.

Akhir pekan lalu sejumlah anggota KMT bergabung dengan puluhan ribu demonstran dalam rapat umum buruh tahunan, di mana tentangan terhadap impor daging babi menjadi tema utama.

Industri daging babi domestik Taiwan yang kuat juga mengkhawatirkan persaingan dengan AS.

Mubazir

Daging babi di Pasar Tomang Barat.
Daging babi di Pasar Tomang Barat. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

DPP pernah berkampanye keras menentang penggunaan ractopamine ketika mereka menjadi partai oposisi, dan KMT menuduh mereka munafik.

Partai yang berkuasa sekarang berpendapat aditif itu bukan ancaman keamanan dan kesepakatan itu akan meningkatkan hubungan dengan AS, mitra dagang yang berharga dan sekutu strategis melawan Tiongkok.

"Kami sangat menyesal menumpahkan jeroan babi di parlemen, tapi ini untuk menegaskan masalah impor babi," kata anggota parlemen oposisi Lin Wei-chou kepada wartawan.

Lin Chu-yin, seorang legislator DPP, mengunggah foto jeroan yang dibuang itu di akun Facebook-nya.

"Partai oposisi memiliki hak untuk memprotes, tetapi mereka tidak boleh membuang-buang makanan," tulisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya