Jam Tidur Sudah Cukup Tapi Badan Masih Lelah? Ini Penyebab dan Solusinya

Penelitian ilmiah cukup banyak menunjukkan bahwa kelelahan berakar pada banyak faktor inti, dan kurang tidur hanyalah salah satunya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Des 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 20:10 WIB
Tidur
Ilustrasi Tidur Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Tidak bisa keluar dari 'zona bermalas-malasan'? Sederhana, kata bibimu, kamu hanya butuh lebih banyak waktu tidur. Bagaimana jika Anda sudah tidur lebih dari biasanya, dan masih belum bisa menghilangkan rasa lelah yang berat itu?

Kamu tidak sendiri.

Penelitian ilmiah cukup banyak menunjukkan bahwa kelelahan berakar pada banyak faktor inti, dan kurang tidur hanyalah salah satunya.

Kelelahan, apa pun penyebabnya bagi Anda, akan merenggut nyawa Anda. National Highway Traffic Safety Association (NHTSA) memperkirakan bahwa 7 persen kecelakaan di jalan disebabkan karena kelelahan, demikian dikutip dari laman Lifehack, Rabu (9/12/2020).

Juga, 1 dari 5 orang Amerika dipengaruhi oleh kelelahan, dampak finansial (produktivitas tempat kerja yang lebih rendah) yang diperkirakan mencapai US$ 100 miliar setiap tahun.

Secara pribadi, kelelahan membuat Anda rewel, kehilangan motivasi, dan tidak produktif.

Untungnya, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas tidur Anda yang sebenarnya, mencegah kelelahan serta menyelesaikan lebih banyak hal setiap hari.

Apakah Anda tidur dengan durasi yang tepat?

Keyakinan umum bahwa orang dewasa membutuhkan 8 jam tidur untuk mempertahankan gaya hidup sehat adalah penyederhanaan yang berlebihan.

Delapan jam itulah yang berhasil bagi kebanyakan orang. Kemungkinan besar itu tidak akan berhasil untuk Anda.

Selama tidur, rata-rata manusia mengalami beberapa siklus tidur, terutama dua jenis tidur; non-REM (tidur dangkal) dan REM (Gerakan Mata Cepat) atau tidur nyenyak.

Lebih baik bangun di antara dua siklus tidur daripada di tengah satu siklus. Durasi siklus tidur manusia bervariasi antara 90 dan 110 menit.

Sangat mudah untuk memahami mengapa delapan jam bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari durasi tidur ideal Anda.

Cara menyetel jam internal pada tubuh:

1. Ikuti jadwal disiplin tidur

Ilustrasi tidur, mimpi kalajengking
Ilustrasi tidur, mimpi kalajengking. (Photo by Free-Photos on Pixabay)

Para peeneliti setuju, tidur dan bangun pada waktu yang sama, bahkan selama akhir pekan, membantu mengatur semacam jam internal dalam tubuh Anda, yang secara ilmiah dikenal sebagai ritme sirkadian.

Ritme ini memengaruhi tubuh, otak, dan hormon. Mengatur kapan Anda merasa ingin tidur atau bangun.

Ketika Anda mengatur ritme sirkadian, tubuh Anda secara alami menyesuaikan dengan gagasan mengharapkan tidur pada jam tertentu, dan bangun dengan segar dan bersemangat pada jam tertentu di pagi hari.

Cobalah untuk mengikuti jam ini sesering mungkin karena membutuhkan waktu untuk mengontrol rutinitas tidur Anda.

 

2. Kurangi paparan cahaya biru setelah malam hari

[Fimela] Woman in Bed
Ilustrasi tempat tidur | Pixabay.com

Paparan banyak cahaya dapat berdampak negatif pada kemampuan Anda untuk tidur nyenyak. Cahaya memengaruhi ritme sirkadian tubuh, membuat otak percaya bahwa itu siang hari.

Ini juga mampu mengatur hormon tubuh sedemikian rupa sehingga jumlah melatonin berkurang, yang pada gilirannya mengurangi kecenderungan tubuh untuk tidur.

Cahaya biru adalah pelanggar terburuk, dan sayangnya, itulah yang keluar dari semua perangkat elektronik Anda.

 

3. Hindari mengkonsumsi bahan kimia yang menghambat tidur

Ilustrasi orang tidur.
Ilustrasi orang tidur. (dok. Manbob86/Pixabay/ Tri Ayu Lutfiani)

Nikotin, kafein, alkohol, semua ini dikenal mangkir, sejauh menyangkut kualitas tidur Anda.

Kafein, misalnya, adalah stimulan yang hampir pasti membuat Anda tetap terjaga. Ini tidak hanya dalam kopi; Kafein hadir dalam teh, cola, coklat, dan bahkan beberapa obat pereda nyeri. Perokok sebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi produk tembakau setelah sore hari.

Orang percaya bahwa alkohol membantu mereka rileks dan tertidur lebih cepat daripada sebaliknya. Ini mungkin benar, tetapi implikasinya buruk bagi kualitas tidur. Alkohol membuat Anda lebih sering terbangun di malam hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya