Turki Beli Sistem Anti-Rudal Rusia S-400, Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi

AS mengenakan sanksi terhadap Turki karena telah membeli sistem anti rudal Rusia S-400.

diperbarui 15 Des 2020, 17:37 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 17:37 WIB
FOTO: Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan di Ashuluk
Sebuah roket diluncurkan dari sistem rudal di pangkalan militer Ashuluk, Rusia, 22 September 2020. Belarusia, Armenia, China, Pakistan, dan Myanmar akan ambil bagian dalam latihan tersebut. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Jakarta - Amerika Serikat telah mengenakan sanksi terhadap badan pengadaan militer Turki SSB dan para pejabat senior yang terkait dengan pembelian sistem pertahanan rudal Rusia S-400 oleh Ankara.

Sebelumnya, pemerintah AS telah memberi peringatan kepada Turki bahwa rudal Rusia S-400 tidak kompatibel dengan peralatan militer NATO dan bisa menimbulkan ancaman bagi militer AS. Demikian seperti mengutip DW, Selasa (15/12/2020). 

"Amerika Serikat telah menjelaskan kepada Turki pada tingkat tertinggi dan dalam banyak kesempatan, bahwa pembelian sistem S-400 akan membahayakan keamanan teknologi dan personel militer AS dan menyalurkan dana besar untuk sektor pertahanan Rusia, serta akses Rusia ke angkatan bersenjata Turki dan industri pertahanan," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Mike Pompeo turut mengatakan bahwa pembelian peralatan militer telah dilakukan oleh Turki, meskipun tersedia alternatif yang turut kompatibel dengan yang digunakan oleh NATO. 

"Turki adalah sekutu yang berharga dan mitra keamanan regional yang penting bagi Amerika Serikat, dan kami akan berusaha melanjutkan sejarah kerja sama produktif puluhan tahun di sektor pertahanan dengan menghilangkan hambatan kepemilikan S-400 Turki secepat mungkin," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Turki Tuduh AS Terapkan Standar Ganda

FOTO: Rusia Gelar Latihan Militer Gabungan di Ashuluk
Peluncuran roket dari sistem rudal di pangkalan militer Ashuluk, Rusia, 22 September 2020. Belarusia, Armenia, China, Pakistan, dan Myanmar akan ambil bagian dalam latihan tersebut. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Kementerian Luar Negeri Turki segera bereaksi dan menolak serta mengecam sanksi yang dijatuhkan AS.

Ismail Demir, kepala badan pengadaan militer Turki, SSB, dan salah satu pejabat yang terkena sanksi, mengatakan sanksi AS tidak akan merugikan sektor pertahanan Turki. Demir mengatakan Turki tetap bertekad untuk mewujudkan tujuan memiliki "industri pertahanan yang sepenuhnya independen."

Ankara sebelumnya mengatakan, penolakan AS untuk mengizinkan pembelian sistem anti-rudal Patriot buatan AS yang akhirnya mendorong Turki membeli sistem Rusia. Turki juga menuduh AS menerapkan standar ganda, karena Yunani, anggota NATO lainnya, menggunakan sistem rudal buatan Rusia.

Sanksi terhadap Turki dikeluarkan pemerintahan Donald Trump hanya satu bulan sebelum Presiden terpilih Joe Biden mengambil alih pemerintahan Januari mendatang. Tim Joe Biden sebelumnya juga mengindikasikan bahwa mereka menentang penggunaan sistem anti rudal S-400 oleh Turki.

Turki melakukan uji coba dengan S-400 untuk pertama kalinya pada Oktober lalu. Ketika itu, AS sudah memberi peringatan keras mengenai rencana pembelian sistem persenjataan dari Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya