Selamat, Couscous Menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu 16 Desember 2020 menambahkan Couscous ke dalam daftar warisan takbenda.

diperbarui 17 Des 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 13:13 WIB
Couscous masuk daftar warisan budaya tak benda UNESCO. (Pixabay)
Couscous masuk daftar warisan budaya tak benda UNESCO. (Pixabay)

Jakarta - Hidangan couscous masuk daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu 16 Desember 2020 menambahkan jenis makanan tersebut ke dalam daftar warisannya. Terlepas dari beberapa perbedaan, Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Mauritania bergabung mengusung kecintaan hidangan mereka dan mendaftarkannya ke UNESCO.

Selain couscous, terdapat tarian Budima Zambia, festival kuda dan anggur Spanyol serta budaya jajanan Singapura.

Sejumlah pendatang baru lainnya juga ada dalam daftar warisan takbenda UNESCO.

"Tradisi menentukan kami. Perbedaan kami tidak penting, kami adalah satu. Pengetahuan, praktik, dan tradisi yang terkait dengan persiapan dan konsumsi couscous baru saja tertulis di daftar warisan takbenda," kata badan PBB itu di media sosial seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (17/11/2020). 

 

Saksikan Juga Video Ini:

Selamat dari UNESCO

Ilustrasi UNESCO
Ilustrasi UNESCO (AP Photo/Jacques Brinon)

Memberikan selamat kepada keempat negara tersebut, UNESCO menyebutnya sebagai "contoh kerja sama internasional."

"Ini adalah kesempatan untuk merayakan budaya, merayakan keberagaman dan terutama untuk merayakan semua hal yang menyatukan kita," tambahUNESCO.

Selain terbuat dari gandum, couscous juga bisa dibuat menggunakan jagung atau millet yang ditumbuk menjadi semolina. Kemudian digulung menjadi bola-bola kecil, direndam, dan dikukus berulang kali.

Meskipun rasanya hambar, couscous disajikan dengan berbagai makanan lezat lainnya seperti semur pedas, daging, ikan, atau sayuran, yang membuat hidangan tersebut semakin nikmat.

Couscous juga biasa disebut seksu, kusksi, atau kseksu yang merupakan makanan pokok di sejumlah negara, dan kerap kali disamakan dengan nasi atau mi di beberapa negara Asia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya