Liputan6.com, Jakarta- Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada hari Kamis per pukul 09.56 WIB telah mencapai 78.623.752 kasus, dan 44.245.956 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.
Total 1.729.166 orang dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Kamis (24/12/2020).
Baca Juga
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa India berada di posisi teratas untuk pasien pulih yakni 9.663.382 lalu disusul Brasil sebanyak 6.501.341.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 18.455.656.
Negara Bagian New York mencatat jumlah pasien sembuh COVID-19 terbanyak di AS, yaitu 96.857 orang pulih.
India, Brasil, Rusia, dan Prancis tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar setelah AS.
India berada di posisi kedua dengan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar di dunia, sebanyak 10.099.066 kasus.
Selanjutnya, kasus COVID-19 terbesar ketiga di dunia tercatat di Brasil, sebanyak 7.365.517 infeksi.
Sementara di Rusia, 2.905.196 orang dinyatakan positif terkena Virus Corona COVID-19, dan 2.321.362 pulih.
Prancis kini berada di posisi kelima untuk kasus terbanyak, tercatat memiliki 2.562.615 infeksi dan 193.192 orang sembuh.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Singapura Laporkan 1 Kasus Infeksi Varian Baru Virus Corona dari Inggris
Singapura telah mengonfirmasi kasus COVID-19 pertamanya yang terjangkit varian baru yang berpotensi lebih menular yang menyebar di Inggris.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Rabu (23 Desember) bahwa kasus infeksi yang dipastikan terjangkit varian baru COVID-19 berjenis B.1.1.7 itu dikenal sebagai Kasus 58.504.
Infeksi itu dialami oleh seorang perempuan remaja berusia 17 tahun yang menempuh pendidikannya di Inggris sejak Agustus 2020.
Remaja tersebut diketahui kembali ke Singapura pada 6 Desember 2020 dan tinggal di rumah di fasilitas khusus setibanya dari Inggris.
Pelajar remaja tersebut kemudian mengalami demam pada 7 Desember, dan dipastikan terinfeksi COVID-19 pada 8 Desember, menurut MOH.
Ia juga termasuk di antara kasus impor yang dilaporkan pada hari itu.
"Semua kontak dekatnya telah ditempatkan di karantina, dan dinyatakan negatif untuk infeksi COVID-19 pada akhir masa karantina mereka," terang pihak MOH.
"Karena dia telah diisolasi setibanya di Singapura, kami dapat menangani kasus ini sehingga tidak ada penularan lebih lanjut yang timbul darinya," jelasnya.
MOH juga menambahkan bahwa "saat ini tidak ada bukti bahwa jenis B.1.1.7 beredar di antara warga (Singapura)".
"Semua kasus telah ditempatkan pada 14 hari (pemberitahuan tinggal di rumah) di fasilitas khusus atau diisolasi setibanya di Singapura, dan kontak dekat mereka telah dikarantina sebelumnya," tambah MOH.
Advertisement