Liputan6.com, Washington, D.C. - Janet Yellen, Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat pilihan Joe Biden, mengaku menerima honor hingga miliaran rupiah untuk berpidato. Dia bahkan masih sempat dapat honor pidato usai Joe Biden terpilih jadi presiden AS.
Janet Yellen merupakan mantan gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang mundur pada 2017. Ia dipilih Joe Biden sebagai menteri keuangan perempuan pertama di negaranya.
Advertisement
Baca Juga
Bayaran pidato (speaking fee) yang diterima Janet Yellen terkuak dalam laporan keuangan ke kantor etik pemerintah. Salah satu bayaran tertinggi yang diterima Yellen berasal dari perusahaan keuangan Citadel, yakni sebesar US$ 337 ribu (Rp 4,7 miliar) pada acara Oktober 2020.
Wall Street Journal, Jumat (1/1/2021), melaporkan bahwa dalam dua tahun terakhir Yellen mengantongi lebih dari US$ 7 juta untuk biaya pidato. Ia dapat bayaran dari Citadel, Goldman Sachs Group, hingga PricewaterhouseCoopers (PWC).
Berikut daftar perusahaan keuangan yang memberi honor ke Janet Yallen untuk pidato:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Siapa Saja yang Bayar?
Menurut data Office of Government Ethics, Credit Suisse memberikan honor pidato sebesar US$ 292.500 pada 2019.
Masih di tahun yang sama, perusahaan keuangan PWC dan BNP Paribas membayar honor US$ 225 ribu untuk mendengarkan pembicaraan Janet Yellen.
Prudential Global Investment Management membayar US$ 157.500. UBS membayar US$ 112.500.
Ada pula dari Hong Kong Development Council yang memberikan ongkos pidato hingga US$ 220 ribu pada Januari 2020.
Standard Chartered Bank merogoh kocek hingga US$ 270 ribu di 2019. Tahun ini, Standard mengundang Yellen lagi dengan tarif US$ 67.500.
Deloitte pernah membayar honor pidato sebesar US$ 67.500 pada 20 November 2020, dua minggu setelah pemilu AS.
Pada 2020, Goldman Sachs membayar US$ 67.500.
Citi juga berkali-kali mengundang Janet Yellen.
Perusahaan teknologi Google memberikan bayaran US$ 112.500 speaking fee bagi Janet Yellen.
Advertisement
Wanita Pertama yang Menjadi Menteri Keuangan AS
Presiden terpilih Joe Biden dikabarkan menunjuk Janet Yellen untuk memimpin departemen keuangan.
Jika dikonfirmasi oleh Senat, dia akan menjadi wanita pertama yang memegang posisi tersebut dalam sejarah AS.
Mengutip BBC, ekonom berusia 74 tahun itu pernah menjadi penasihat ekonomi top untuk mantan Presiden Bill Clinton. Dia dikreditkan dengan membantu mengarahkan pemulihan ekonomi setelah krisis keuangan 2007 dan resesi berikutnya.
Sebagai ketua Federal Reserve AS, Yellen dikenal karena lebih memusatkan perhatian pada dampak kebijakan bank terhadap pekerja dan biaya meningkatnya ketidaksetaraan di Amerika Serikat.
Donald Trump menentang tradisi Washington pada 2018 ketika dia memilih untuk tidak menunjuk Yellen untuk masa jabatan empat tahun kedua di The Fed.
Dimulai dengan Bill Clinton pada tahun 1990-an, presiden tetap menggunakan pemimpin bank yang ditunjuk oleh pendahulunya dalam upaya untuk menghilangkan politisasi bank.
Sejak meninggalkan jabatannya, Yellen telah berbicara tentang perlunya Washington berbuat lebih banyak untuk melindungi ekonomi AS dari dampak pandemi Virus Corona COVID-19.
(US$ 1 = Rp 14.061)