Liputan6.com, Shijiazhuang - China kembali memberlakukan lockdown. 11 juta orang di kota bagian utara Shijiazhuang terdampak aturan itu, setelah lebih dari 100 kasus baru Virus Corona COVID-19 dikonfirmasi di sana.
Mengutip BBC, Jumat (8/1/2020), penduduk dilarang meninggalkan kota dan sekolah juga telah ditutup.
Baca Juga
Lebih dari 5.000 lokasi pengujian COVID-19 telah disiapkan sehingga setiap penduduk dapat diuji.
Advertisement
Kasus baru tersebut adalah yang tertinggi yang pernah terjadi China dalam lebih dari lima bulan. Negara tersebut mampu mengatasi wabah tersebut dengan segera mengambil tindakan tegas.
Hal ini melibatkan penggunaan pengujian massal secara konsisten ketika kelompok kasus baru muncul, meskipun tampaknya relatif kecil.
Provinsi Hebei, tempat Shijiazhuang berada, melaporkan 120 kasus baru pada Kamis 7 Januari. Semua kecuali satu dari infeksi itu ada di kota. Di tempat lain di negara itu, 22 kasus baru dikonfirmasi.
Virus Corona COVID-19 itu pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China pada akhir 2019 sebelum menyebar menjadi pandemi global.
Lockdown Jelang Imlek
Lockdown per Kamis 7 Januari waktu setempat itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum Tahun Baru Imlek, saat orang-orang di Tiongkok umumnya bepergian secara massal guna menghabiskan liburan bersama keluarga mereka. Tetapi penduduk di Distrik Gaocheng di Shijiazhuang, yang dianggap sebagai pusat penyebaran, sekarang tidak diizinkan meninggalkan daerah setempat mereka.
Sementara penduduk lain dilarang meninggalkan kota.
Dalam hal transportasi, perjalanan bus telah dihentikan dan banyak penerbangan telah dibatalkan.
Sebagai tanda betapa seriusnya pihak berwenang melihat situasi tersebut, bahkan layanan pos masuk dan keluar Shijiazhuang telah ditangguhkan selama tiga hari. Dan pembatasan diberlakukan dengan ketat - polisi terpantau dengan foto mengenakan pakaian pelindung saat menjaga pintu masuk ke jalan tol.
Tiga pejabat di Distrik Gaocheng di Shijiazhuang telah dihukum karena "kelalaian", menurut surat kabar milik pemerintah China Daily.
"Desa-desa dii China harus mengidentifikasi, melaporkan, mengisolasi dan merawat kasus-kasus sedini mungkin, untuk menghentikan penularan," kata Wu Hao, seorang pejabat kesehatan nasional.
Lima rumah sakit di Shijiazhuang telah dibersihkan untuk pasien Virus Corona COVID-19, dengan tiga lainnya siaga, kata Wakil Wali Kota Meng Xianghong.
Saksikan Juga Video Ini:
Bukan Lockdown Pertama di China
Ini bukan pertama kalinya China mengunci sebuah kota sebagai tanggapan terhadap sekelompok kasus sejak wabah di Wuhan.
Pada bulan Oktober, sembilan juta penduduk Kota Qingdao di China diuji dalam lima hari setelah selusin kasus dikonfirmasi. Kasus-kasus itu terkait dengan rumah sakit yang merawat pasien Virus Corona COVID-19Â dari luar negeri.
Pada bulan yang sama, pihak berwenang di Kashgar, di Xinjiang, menguji sekitar 4,7 juta orang setelah wabah COVID-19 merebak di sana.
Advertisement