Liputan6.com, Beirut - Rumah sakit di Lebanon mulai kehabisan sumber oksigen untuk pasien Virus Corona COVID-19. Kapasitas rumah sakit juga sudah penuh.
Pada 17 hari pertama 2021, Lebanon telah mencatat 67.655 kasus positif baru. Liburan tahun baru 2021 diduga menjadi penyebabnya.
Advertisement
Baca Juga
"Semua kasus yang didesignasi untuk pasien-pasien COVID-19 di rumah sakit telah ditempati, begitu juga di departemen emergensi, dan ada lusinan pasien yang dipindahkan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mencari kasus," ujar Suleiman Haroun, kepala Sindikat Rumah Sakit Swasta Lebanon, seperti dilansir Arab News, Senin (18/1/2021).
Masyarakat yang butuh oksigen pun sampai mencari-cari generator oksigen bekas.
"Mereka meninggal di rumah-rumah mereka. Sebagian dari mereka memohon untuk membeli generator oksigen, baru atau bekas," ucap pulmonolog dan spesialis perawatan intensif Dr. Wael Jaroush.
"Harga yang baru biasanya $700, namun orang-orang menjual yang bekas seharga $ 5.000, dan beberapa pasien terpaksa membelinya dengan mata uang asing," ujar Dr. Jaroush.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mencari Oksigen
Selain itu, ia berkata botol-botol oksigen sudah habis karena diincar banyak orang. Dr. Jaroush berkata ada pasien yang membeli botol oksigen itu untuk stok saja.
"Sebagai seorang dokter, contohnya saya menemui pasien-pasien yang bilang bahwa mereka membeli botol oksigen dua bulan lalu, dan menaruhnya di rumah, sama saat mereka menyimpan obat-obatan," jelasnya.
Dr. Jaroush menduga salah satu motif masyarakat adalah karena tak percaya pemerintah sehingga menyetok sendiri. Ia lantas mengingatkan ada orang-orang yang meninggal di rumah akibat tak bisa mendapat pasokan oksigen.
"Botol-botol oksigen tidak tahan lama. Seorang pasien COVID-19 yang tak bisa mendapat kasur kosong di rumah saktu dan diminta untuk mencari oksigen dan tetap di rumah membutuhkan 40 atau 50 liter oksigen," jelas Dr. Jaroush.
"Jadi, ketika 10 liter botol oksigen habis, pasiennya meninggal karena jantungnya berhenti. Ini terjadi sekarang dan beberapa pasien meninggal di rumah-rumah mereka," ucapnya.
Advertisement
Akibat Pesta Tahun Baru
Dr. Jaroush berkata bahwa pasien-pasien terinfeksi virus ketika orang-orang berkumpul pada akhir tahun 2020 dan awal Januari.
Ia lantas memprediksi angka pasien akan terus bertambah pada awal pekan ini.
Lebanon sekarang sedang menerapkan lockdown selama 11 hari. Namun, kepala komite kesehatan parlemen, Assem Araji, berkata kebijakan itu belum cukup. Ia meminta adanya lockdown hingga tiga pekan seperti saran WHO.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di Lebanon mencapai 252.812.
Infografis COVID-19:
Advertisement