Tiongkok Gelar Uji Coba Rudal di Laut China Selatan, Tekanan untuk AS?

Peningkatan aktivitas di laut China Selatan dilaporkan terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Jan 2021, 20:45 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 20:45 WIB
(ilustrasi) Kapal perang di Laut China Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)
(ilustrasi) Kapal perang di Laut China Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)

Liputan6.com, Taipei - Dua formasi pembom dan pesawat tempur pembawa rudal melonjak tingkat kuantitasnya ke wilayah Taiwan pada akhir pekan kemarin. Target mereka adalah USS Theodore Roosevelt. Peningkatan aktivitas ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih, Beijing dianggap telah meningkatkan tekanan.

Pada Jumat kemarin, mereka mengumumkan coast guard dan kapal perangnya diberi wewenang untuk "melepaskan tembakan" ke "penyusup" di Laut China Timur dan Selatan.

Pada hari Sabtu, pasukan China mengirim serangan ke kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat yang mendekat.

USS Theodore Roosevelt, dari pantauan satelit melintasi selat sempit antara Taiwan dan Filipina, demikian dikutip dari laman News.com.au, Kamis (28/1/2021).

Bersama dengan pengawalannya dari kapal penjelajah dan kapal perusak, misinya adalah untuk menekankan kebebasan perjalanan yang diterapkan oleh hukum internasional ke perairan yang diperebutkan.

"Beberapa analis mengatakan kawanan pembom PLA bertujuan untuk menghalangi kapal induk AS dan menggunakan kapal perang sebagai target simulasi dalam latihan," kata juru bicara Partai Komunis China, Global Times.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

Kekuatan Militer China

klaim tumpang tindih negara-negara Asia Tenggara, China, dan Taiwan atas Laut China Selatan (VOA Wikimedia Commons) 2
klaim tumpang tindih negara-negara Asia Tenggara, China, dan Taiwan atas Laut China Selatan (VOA Wikimedia Commons) 2

Kekuatan serangan terdiri dari delapan pembom H-6K. Mereka mampu membawa total 48 rudal jenis YJ-21 atau yang disebut sebagai carrier killer.

Ini merupakan strategi Beijing untuk Washington -- kapal induk bertenaga nuklir yang sangat besar -- dengan kawanan rudal yang cepat dan akurat.

Pengerahan kapal induk ke Laut China Selatan digunakan sebagai motif yang cocok bagi militer China untuk melakukan simulasi pertempuran.

Itu memungkinkan mereka untuk melatih dan memperluas jangkauan," kata analis pertahanan yang berbasis di Taipei Hung Tzu-chieh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya