Liputan6.com, Naypyidaw - Warga Myanmar yang menolak kudeta militer terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi protes menggunakan salam tiga jari. Aksi ini menyebar melalui media sosial.Â
Salam tiga jari ini muncul sebagaimana seruan pembangkangan sipil menguat di Myanmar. Para tenaga kesehatan ikut menunjukan solidaritas mereka dengan berpose tiga jari.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut Mashable, Kamis (4/2/2021), salam tiga jari ini terpengaruh oleh Katniss Everdeen di seri The Hunger Games.Â
Katniss memakai gestur salam tiga jari untuk menunjukan solidaritas kepada rakyat 12 distrik ketika melawan penindasan pemerintah dan militer Capitol.
Demonstran di Thailand juga memakai salam tiga jari untuk protes melawan kekuasaan monarki. Sampai sekarang, tiga jari masih dipakai pendemo Thailand.
Kudeta Myanmar terjadi pada Senin 1 Februari 2021. Belum seminggu berkuasa, militer langsung membungkam rakyat dengan cara memblokir media sosial.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Militer Myanmar Blokir Akses Facebook, WhatsApp, dan Instagram
Pemerintahan baru militer Myanmar dilaporkan telah meminta operator lokal di negara tersebut untuk memblokir Facebook selama tiga hari, hingga 7 Januari 2021.
Informasi ini dilaporkan sejumlah pengguna Reddit asal Myanmar yang menyebut Facebook sudah tidak dapat diakses melalui smartphone mereka. Dengan kata lain, pemblokiran sudah dilakukan oleh operator setempat.
Dikutip dari Tech Crunch, Kamis (4/2/2021), pemerintah baru militer Myanmar memblokir Facebook sebab media sosial itu dianggap mengganggu kestabilan nasional. Â
Menurut NetBlock, pemblokiran ini banyak dirasakan pelanggan MPT, operator yang dimiliki negara. Selain Facebook, layanan lain seperti Messenger, Instagram, dan WhatsApp juga tidak bisa diakses.
Â
Advertisement
Respons Facebook
Terkait pembokiran ini, juru bicara Facebook mengatakan mereka sudah mengetahui kondisi yang terjadi. Karenanya, mereka meminta otoritas di Myanmar untuk mengembalikan akses konektivitas.
"Kami mendesak pihak berwenang memulihkan konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka, serta mengakses informasi penting," tutur juru bicara perusahaan.
Untuk diketahui, keputusan pemblokiran ini dilakukan tidak lama setelah aksi kudeta militer Myanmar mengambil alih kontrol negara dan mendeklarasikan kondisi darurat selama setahun.
Di sisi lain, Facebook sendiri sebenarnya di Myanmar disebut-sebut sering menjadi sarana penyebaran misinformasi yang berujung pada aksi kekerasan di dunia nyata.Â