Liputan6.com, Jakarta- Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan kontak pertamanya dengan Arab Saudi dan berbicara bersama Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Hal itu disampaikan untuk menekankan bahwa kontak pertama Biden sebagai Presiden AS tidak akan dilakukan dengan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), meskipun ia merupakan pemimpin de-facto Arab Saudi saat ini.Â
Biden menggunakan diplomasi telepon untuk menggarisbawahi pemutusan dengan kebijakan Timur Tengah pendahulunya, Donald Trump.
Advertisement
Presiden ke-46 AS tersebut dengan tegas membuat pemimpin Israel dan Arab Saudi menunggu telepon pertamanya, meski telah menjalin kontak dengan sekutu-sekutu AS di berbagai belahan dunia.Â
Penegasan dilakukannya kontak pertama Biden dengan Raja Salman itu disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.Â
Diketahui, MBS memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pemerintahan AS sebelumnya di bawah Trump.
Kami telah menjelaskan sejak awal bahwa kami akan mengkalibrasi ulang hubungan kami dengan Arab Saudi, "kata Psaki, seperti dilansir AFP, Rabu (17/2/2021).
"Bagian dari itu adalah kembali ke keterlibatan mitra-ke-mitra," lanjutnya.
"Mitra presiden adalah Raja Salman," jelas Psaki.Â
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Sinyal Baik dan Jelas
"Biden mengirim sinyal menyambut baik dan jelas ke Arab Saudi yang mengkalibrasi kontak dan secara tidak langsung menampar MBS," sebut mantan analis Departemen Luar Negeri AS, Aaron David Miller, di Twitter.
"Hari-hari koneksi langsung MBS ke Gedung Putih tampaknya telah berakhir--setidaknya untuk saat ini," ujarnya.
Dua minggu setelah dilantik sebagai Presiden AS, Biden mengumumkan diakhirinya dukungan AS untuk operasi Arab Saudi dalam perang berkepanjangan di Yaman, yang ia katakan telah menciptakan "bencana kemanusiaan".
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, juga memutuskan untuk menarik Houthi--musuh Arab Saudi dalam konflik--dari daftar organisasi teroris AS.Â
Advertisement