Liputan6.com, Jakarta - Walaupun Pluto sekarang bukan planet resmi di tata surya kami, pada masanya ia sempat diyakini sebagai planet kesembilan setelah Neptunus.
Planet tersebut ditemukan di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh.
Baca Juga
Dikutip dari History, Rabu (17/2/21), mantan planet kesembilan ini tidak diketahui pertama kali oleh ditemukan oleh Percival Lowell, yang berteori bahwa goyangan pada orbit Uranus dan Neptunus disebabkan oleh tarikan gravitasi dari benda planet yang tidak diketahui.
Advertisement
Lowell menghitung perkiraan lokasi dari hipotesis planet kesembilan dan mencari selama lebih satu dekade tanpa hasil.
Namun, akhirnya, pada tahun 1929 dengan perhitungan Lowell dan W.H Pickering sebagai pemandu, pencarian Pluto dilanjutkan di Observatorium Lowell di Arizona.
Pada 18 Februari 1930, Tombaugh menemukan planet kecil yang jauh tersebut dengan menggunakan teknik astronomi baru dari pelat fotografi yang dikombinasikan dengan mikroskop bergerak.
Penemuan tersebut dikonfirmasi oleh beberapa astronom lainnya dan pada 13 Maret 193 pada ulang tahun Lowell serta peringatan penemuan Uranus oleh William Herschel, penemuan Pluto diumumkan secara terbuka.
Planet ini memiliki suhu permukaan yang diperkirakan sekitar -217 celsius, Pluto diberi nama setelah Romawi untuk dewa dunia bawah dalam mitologi Yunani.
Pluto perlu menghabiskan waktu 248 tahun untuk menyelesaikan satu orbit, dan memiliki orbit paling elips dan miring dari planet lainnya.
Pada titik terdekatnya dengan matahari, ia melintas di dalam orbit Neptunus, planet kedelapan.
Tidak Menjadi Planet Lagi
Setelah penemuannya, beberapa astronom mempertanyakan apakan Pluto memiliki massa cukup untuk mempengaruhi orbit Uranus dan Neptunus.
Pada tahun 1978, James Christy dan Robert Harrington menemukan satu-satunya bulan Pluto yang diketahui -- Charon.
Kedua Pluto dan Charon diperkirakan memiliki massa yang cukup untuk menyebabkan goyangan di orbit Uranus dan Neptunus dengan Pluto memiliki hampir 3.000 kilometer dan Charon memiliki hampir 1.200 kilometer.
Pada Agustus 2006, Persatuan Astronomi Internasional mengumumkan bahwa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet, karena aturan baru yang mengatakan planet harus "membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya".
Karena orbit Pluto saling tumpang tindih dengan Neptunus, Pluto dinyatakan tidak menjadi planet lagi.
Reporter : Paquita Gadin
Advertisement