Kasus Flu Burung H5N8 pada Manusia Terdeteksi di Rusia, 7 Orang Terinfeksi

Rusia telah melaporkan kasus pertama strain flu burung H5N8 yang ditransmisikan dari unggas ke manusia.

oleh Hariz Barak diperbarui 21 Feb 2021, 15:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 15:01 WIB
Jelang Pemilihan Presiden Rusia, Kampanye Vladimir Putin Dihadiri 130 Ribu Orang
Ilustrasi bendera Rusia. Negara itu telah melaporkan kasus pertama strain flu burung H5N8 yang ditransmisikan dari unggas ke manusia. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Liputan6.com, Moskow - Rusia telah melaporkan kasus pertama strain flu burung H5N8 yang ditransmisikan dari unggas ke manusia.

Para pejabat mengatakan tujuh pekerja di sebuah pabrik unggas di selatan negara itu telah terinfeksi flu burung strain tersebut menyusul wabah di sana sejak Desember 2020, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/2/2021).

"Ketujuh orang... sekarang merasa baik," kata kepala pengawas kesehatan konsumen Rusia, Anna Popova.

Dia mengatakan bahwa langkah-langkah yang memadai telah dengan cepat diambil untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Tidak ada tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia, kata Popova, menambahkan bahwa kasus itu telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dia memuji "penemuan ilmiah penting" oleh laboratorium Vektor Rusia, yang telah mengisolasi materi genetik strain dari para pekerja yang terinfeksi.

"Penemuan mutasi ini terjadi ketika virus masih belum memperoleh kemampuan untuk menularkan dari manusia ke manusia memberi kita semua, seluruh dunia, waktu untuk mempersiapkan kemungkinan mutasi dan bereaksi secara memadai dan tepat waktu," kata Popova.

Dia mengatakan para ilmuwan Rusia sekarang bisa mulai bekerja pada pengembangan sistem tes.

Strain flu burung lainnya kadang-kadang menginfeksi manusia dan telah menyebabkan kematian - tetapi ini adalah laporan pertama dari strain H5N8 yang diteruskan ke manusia.

Simak video pilihan berikut:

Kasus Sebelumnya di Korea Selatan

Ilustrasi flu burung
Ilustrasi flu burung (Sumber: Istockphoto)

Sebelumnya, Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan perintah penghentian gerakan di peternakan ayam selama 24 jam akibat kasus flu burung H5N8. Ini adalah perintah lockdown kedua bagi peternakan pada Desember 2020.

Efek dari kebijakan ini adalah semua gerakan kendaraan dan personel dari peternakan unggas akan dihentikan. Pihak berwenang akan melakukan disinfeksi selama pelarangan gerak berlangsung.

Menurut laporan Yonhap, Minggu (27/12/2020), orang yang berani melanggar dapat dihukum penjara hingga satu tahun atau denda 10 juta won (Rp 128,2 juta).

Pekan lalu, Korea Selatan mencatat tambahan tiga kasus flu burung yang sangat menular di peternakan. Total kasus sejauh ini mencapai 22 dan menimbulkan kekhawatiran penyebaran skala nasional.

Kementerian Pertanian, Makanan, dan Pedesaan berkata menemukan flu burung strain H5N8 di peternakan unggas di Yongin, Provinsi Gyeonggi. Lokasinya berada di sebelah selatan kota Seoul. Sejak November, Korsel telah memusnahkan 6,3 juta unggas akibat laporan infeksi H585 di peternakan.

Selain itu, wabah flu burung A/H5N6 atau A H5N6 dilaporkan terdeteksi di Provinsi Quang Ninh, Vietnam utara. Menyebabkan hampir 1.000 unggas terpaksa dimusnahkan, demikian dilaporkan Kantor Berita Vietnam pada Rabu 23 Desember 2020.

Laporan Xinhua News, Kamis 24 Desember 2020, dijelaskan bahwa wabah flu burung itu terdeteksi pada pertengahan Desember di Komune Song Khoai.

Menurut Departemen Kesehatan Hewan dan Ternak provinsi tersebut, wabah itu merupakan wabah flu burung keempat yang dilaporkan di Provinsi Quang Ninh tahun ini.

Wabah tersebut merebak saat para peternak lokal gagal mengendalikan risiko penularan dan tidak mendaftarkan ternak baru mereka, demikian dilansir kantor berita Vietnam itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya