Liputan6.com, Yangon- Seorang biarawati bernama Ann Rose Nu Tawng (45) di Myanmar menjMadi perhatian dunia dengan aksinya yang menyentuh hati.Â
Potret Ann Rose Nu Tawng yang tampak berlutut di depan aparat di Kota Myitkyina, Myanmar utara beredar luas di internet, menunjukkan dirinya memohon kepada sekelompok petugas polisi bersenjata untuk tidak melukai demonstran "anak-anak muda" dan menembaknya sebagai gantinya.
"Saya berlutut ... memohon kepada mereka agar tidak menembak dan menyiksa anak-anak, mereka bisa menembak dan membunuh saya," kata Ann Rose Nu Tawng kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021).
Advertisement
"Polisi mengejar untuk menangkap mereka dan saya mengkhawatirkan anak-anak muda," ungkapnya.
momen yang menunjukkan keberanian Ann Rose Nu Tawng terjadi ketika Myanmar tengah berjuang dengan kericuhan setelah militer melakukan kudeta terhadap pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Ketika protes yang menuntut kembalinya demokrasi terus berlangsung, junta militer Myanmar terus meningkatkan penggunaan kekerasan dengan mengeuarkan gas air mata, meriam air, peluru karet, dan peluru tajam terhadap para demonstran.
Para pengunjuk rasa di Myitkyina pun turun ke jalan-jalan. Beberapa dari para demonstran ada yang terlihat mengenakan topi dan membawa perisai buatan sendiri.
Saat polisi mulai berkumpul di sekitar mereka, Ann Rose Nu Tawng dan dua biarawati lainnya memohon agar mereka pergi dan tidak melukai para demonstran muda.
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini:
Cerita Ann Rose Nu Tawng yang Berusaha Bantu Demonstran yang Terluka
Ann Rose Nu Tawng, yang menjalankan sebuah klinik di Myitkyina, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters bahwa dirinya telah diberitahu petugas keamanan bahwa mereka baru saja mengamankan jalan.
Ann Rose Nu Tawng dan salah satu polisi terekam dalam sebuah video, di mana salah satu petugas tampak berlutut ke tanah untuk merespon biarawati tersebut.Â
Namun tak lama setelah momen itu, sebuah tembakan dari area lain terjadi.
"Anak-anak muda panik dan berlarian ... Saya tidak bisa berbuat apa-apa tetapi saya berdoa agar Tuhan menyelamatkan dan membantu mereka," kata Ann Rose Nu Tawng kepada AFP.
Ann Rose Nu Tawng juga mengungkapkan kepada Reuters bahwa mereka "mendengar suara tembakan keras, dan melihat bahwa kepala seorang anak kecil telah terluka, dan ada darah yang terlihat di jalan-jalan".
Ann Rose Nu Tawng juga menceritakan ketika dirinya berusaha membawa beberapa korban ke klinik sebelum terkena gas air mata.
"Lantai klinik kami menjadi lautan darah," ungkapnya. "Kita perlu menghargai hidup. Ini membuatku merasa sangat sedih".
Sebuah tim penyelamat lokal mengkonfirmasi kepada AFP bahwa dua pria tewas tertembak di tempat demo selama bentrokan pada 8 Maret, meskipun tidak mengkonfirmasi apakah peluru tajam atau peluru karet yang mengenai kedua pria tersebut.
Â
Advertisement